I can write no stately proem
As a prelude to my lay;
From a poet to a poem
I would dare to say.
Love, Feel It
“Love, feel it. Love, show it. Love, know it. Love, write it.” [image source: FlickR]
“Love, feel it. Love, show it. Love, know it. Love, write it.” [image source: FlickR]
I can write no stately proem
As a prelude to my lay;
From a poet to a poem
I would dare to say.
Saat anak-anak telah tertidur adalah saat yang paling tepat untuk membereskan ruang tamu dan mengembalikan mainan-mainan mereka ke kotaknya. Huufft.. nggak betah rasanya ngeliat rumah yang berantakan, mainan-mainan berserakan dan lantai yang ngeres. Udah disapu, diberesin, ditata eh berantakan lagi. Yah namanya juga anak-anak. Sedang aktif-aktifnya lagi.
Malam ini ketika saya sedang melakukan ‘ritual’ beres-beres seperti biasa (tentunya mereka sudah tertidur ya), ada perasaan yang berbeda saat memandangi ruang tamu dan memunguti mainan (dan apa saja yang telah bertransformasi menjadi mainan). Saya membolak-balik buku yang telah dicoret-coret dengan pensil oleh si abang, lengkap dengan goresan ‘abstrak’ khas anak usia 3 tahun. Saya ingat tadi ia minta dibuatkan gambar ikan, setelah saya serahkan gambar ikan yang ia minta, tanpa disangka ia mengucapkan, “terima kasih..” dan tersenyum. Di lain waktu ia menyodorkan buku dan pensilnya, lalu saya bertanya, “Harits mau ummi gambar apa?”. Ia hanya menggumam tak jelas akhirnya saya coba untuk menggambar kucing, lalu saya kembalikan buku itu padanya sambil bertanya, “Ini apa hayo bang?”. Jawabannya ternyata tidak seperti yang diduga, “Sapi, mi!” Hahahaha… separah itukah gambar kucing ala saya? Lol.
Read More »
Sore ini tiba-tiba aku rindu…..
hangatnya sinar matahari yang menerobos rindang pepohonan
angin semilir yang bertiup lembut
menerbangkan daun-daun cermai ke halaman rumah kita
aku rindu gelak tawa dan celoteh riang anak-anak tetangga
secangkir kopi atau teh
duduk-duduk santai di beranda
berbagi cerita dan obrolan ringan dengan mereka yang sudah kuanggap saudara
aku rindu memandangi ladang hijau yang terhampar luas
setiap kali kita membuka pintu depan
memandang pak petani yang tekun bekerja bahkan pada saat terik-teriknya
yang sering membagi hasil panennya… kadang kangkung, bayam, labu
aku rindu memandangi hujan dari jendela kamar kita
“Will you love me for the rest of my life?”