Dua hari sebelum pulang ke Jakarta, saya sekeluarga diajak jalan-jalan Paklik ke Surabaya. Beliau memang berdomisili di Surabaya, tepatnya di komplek TNI AL Ujung Surabaya.
Sebenarnya kami tidak berniat ikut, mengingat dua hari lagi sudah harus bersiap-siap pulang. Namun Paklik agak sedikit ‘memaksa’, “supaya tahu rumah Paklik, jadi lain kali kalau ke Surabaya bisa mampir..” Akhirnya kami setuju walau waktunya agak mepet, padahal saya sudah bikin janji dengan Mbak Ren untuk berkeliling Pasar Blimbing nyari oleh-oleh..
Kali ini kami akan jalan-jalan ke Jembatan Suramadu yang terkenal itu. Jembatan yang menghubungkan dua pulau, Jawa dan Madura. Setelah melalui perjalanan yang lama karena macet (mulai ramai karena arus balik) dan panas (ya, Surabaya memang panas!) akhirnya kami sampai di Jembatan Suramadu sekitar jam 5 sore. Momennya pas banget, menjelang sunset. Matahari berwarna keemasan mulai terbenam sebatas mata memandang, di ujung lautan. Sayangnya, kami hanya bisa mengabadikan momen-momen indah itu dari dalam mobil saja. Mobilnya bergerak pula.. jadi hasilnya pun agak blur. Karena mobil tidak boleh berhenti sejenak di pinggir jembatan untuk mengambil gambar. Nanti bisa diusir oleh Pak Polisi yang bertugas menjaga kelancaran jalan tol 😀
FYI, Jembatan Suramadu merupakan jalan tol, bukan jembatan biasa. Motor pun bisa lewat, di jalur khusus tentunya. Untuk pertama kalinya dalam hidup ini *lebay* saya melihat motor antri karcis di gerbang tol, heuheuheuu. Enjoy the pics..
Karena hari sudah gelap dan tidak memungkinkan untuk kembali ke Malang akhirnya kami menginap di rumah paklik di Komplek TNI Angkatan Laut di Ujung Surabaya. Dari ujung jalan komplek terlihat warna-warni lampu Jembatan Suramadu berpendar begitu cantiknya. Ah, andai saya dapat memotretnya…
Sebelum pulang ke Malang, paklik menyempatkan diri untuk mengajak kami jalan-jalan ke Dermaga Ujung Surabaya, dimana terdapat banyak sekali jenis kapal.. dan semuanya berukuran sangat besar. Takjub saya melihat kapal-kapal tersebut dari jarak dekat. Ada kapal perang, kapal penumpang, kapal pengangkut barang sampai kapal selam. Banyak anggota TNI muda yang sedang berlatih fisik dengan menyelam rame-rame di tengah laut.. seruuu.. Paklik pun terus bercerita tentang pengalaman beliau jadi anggota TNI Angkatan Laut, dari mulai mengepel lantai kapal ketika muda dahulu sampai kemarin diutus sebagai pasukan perdamaian PBB di Lebanon. Sayangnya kali ini kami tidak dapat turun untuk mengambil gambar secara langsung, melaunkan hanya dari dalam mobil saja. Padahal view kapal dan kesibukan di dermaga sangat menarik untuk diabadikan menurut saya. Dan juga laut, ya lautnya! That amazing morning sea view made me fall for.. i’m a sea lover, anyway 🙂
Dalam perjalanan ke stasiun, mata saya terus menelusuri tiap sudut kota penuh sejarah ini. Surabaya is totally different with Malang. Kota ini terlihat banyak menyimpan sisa sejarah. Dari bangunannya, masyarakatnya juga tata kotanya. Ingin rasanya saya turun dan menjangkau tiap sudut, mengabadikan tiap momen, berpetualang dan mencicipi lezatnya kuliner Surabaya yang terkenal lezat tiada duanya. I must admit that Surabaya’s food is one of the best culinary among Indonesia. Yeah.. Rujak petis, lontong kupang, tahu tek, tahu campur.. nyam nyaamm jadi kepingin lagii 😀
Surabaya, nice to see you again another time.. 🙂
~ Surabaya Short Trip, 4-5 September 2011 ~
Wah.. Jadi kangen Surabaya.. Kakak saya juga dulu tinggalnya di Rumdis TNI AL Juanda Mbak.. Deket sama Bandara Juanda… Tapi Surabaya panasnyaaa.. SubhanALLAH.. Sekalinya AC dimatikan, langsung gemrobyos.. padahal Jogja juga sekarang panas, tapi engga semenyengat Surabaya… 😀
LikeLike
Iya betuull.. Panasnya nggak nahan 😀 tapi selalu ada yang ngangenin dari kota itu walaupun panas dan gobyosnya subhanallaah ^^
Salam kenal Ummu Hassfi 🙂
LikeLike