Bahagia Itu, Sederhana…

simple-happiness

Ada begitu banyak hal kecil yang bisa membuat seorang manusia bahagia. Kecil? Ya, kecil di mata kebanyakan manusia namun begitu berharga bagi segelintir manusia..

Seorang anak kecil bisa bahagia ketika mengejar anak-anak ayam, tak takut dengan induk ayam yang suatu saat bisa marah dan balik menyerang..
Ia bisa bahagia ketika melangkahkan kaki, mendengar suara ciit ciit ciit terdengar dari sandal baru yang dibelikan oleh ibunya siang tadi..
Ia bisa bahagia ketika menyeringai, melihat bagaimana ibunya meneteskan betadine ke kakinya yang terluka karena jatuh belajar sepeda..

Ia bisa bahagia ketika mendengar suara “Assalamu ‘alaikum”  dari bibir ayahnya ketika pulang dari bekerja, terlebih lagi jika membawa sebungkus plastik hitam, berharap isinya adalah sesuatu yang bisa dimakan..
Ia bisa bahagia mendengar ibunya bercerita kisah-kisah Nabi dan para ulama menjelang tidur tiap malamnya..

Seorang ayah bisa bahagia ketika bermandikan peluh, melangkahkan kaki menuju rumah tercinta..
Ia bisa bahagia ketika menggenggam tangan anaknya, menyeberang jalan di pagi hari, mengantarnya pergi sekolah..
Ia bisa bahagia ketika anaknya memasang wajah polos, sok bingung seperti orang dewasa, seraya bertanya, “Ayah, mengapa Allah menciptakan malam yang begitu dingin?”

Ia bisa bahagia ketika mengajari anaknya bagaimana cara memakai baju sendiri..
Ia bisa bahagia ketika menyelimuti anaknya yang tengah terlelap tidur, mematikan lampu kamar, karena walau dalam gelap, anaknya masih bisa melihat mimpi-mimpinya..
Ia bisa bahagia ketika mendengar suara gemerincing uang koin yang ia tabung tiap hari untuk masa depan anaknya..

Seorang ibu pun bisa bahagia ketika melihat anaknya memasukkan suapan pertama setiap sarapan di pagi hari, lalu berkata, “Masakan ibu memang paling enak sedunia”..
Ia bisa bahagia ketika mengusap keringat di dahinya saat melihat lantai rumah bersih, piring bersih, pakaian bersih, semua serba bersih..

Ia bisa bahagia ketika mengernyitkan dahi, memutar otak, mencoba menjawab beribu pertanyaan yang dilontarkan oleh sang buah hati agar bisa memberikan jawaban terbaik..
Ia bisa bahagia ketika menyiapkan secangkir minuman favorit sang suami saat pulang kerja, entah kopi, teh, susu, entah rasanya manis, ataupun pahit..
Ia bisa bahagia ketika menyimak bacaan iqro’ anaknya dengan suaranya yang begitu lucu, menggemaskan..

Semua manusia bisa bahagia dengan hal-hal kecil, kawan..
Seorang kenek bus kota bisa bahagia ketika mendengar suara kaca diketuk-ketuk pakai koin tanda penumpang hendak turun..
Seorang penjual sayur bisa bahagia ketika menyiapkan sayur pesanan harian pelanggannya tanpa diminta..
Seorang kuli bangunan bisa bahagia ketika menyusun bata keseratus di hari itu..
Seorang pengajar bisa bahagia ketika memberi tanda benar saat memeriksa lembar jawaban sang murid..
Seorang murid bisa bahagia ketika mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti setelah bekerja keras memahami penjelasan dari sang guru..

Dan aku, kamu, kalian, kita, penuntut ilmu, bisa bahagia ketika membolak-balikkan buku, menyingkirkan debu-debu yang berada di atas kertas, terkadang dengan tangan, terkadang dengan tiupan, huuuuffff..
Kita bisa bahagia ketika mendengar adzan dari speaker masjid yang syahdu dan mendayu-dayu..
Kita bisa bahagia ketika menajamkan ujung pensil untuk mencatat faidah dari sebuah buku, bak mendapat harta karun yang dicari bertahun-tahun..

Kita bisa bahagia ketika merunduk luluh, membasahi tempat sujud dengan air mata, takut akan Dzat Yang Maha Perkasa..
Kita bisa bahagia ketika membasahi kerongkongan dengan seteguk air, setelah mencoba menahan lapar dan haus lebih dari 12 jam..
Kita bisa bahagia ketika menggaruk-garuk kepala, bukan karena ketombe, tapi karena mencoba memahami permasalahan polemik yang diperselisihkan ulama dari masa ke masa..
Kita bisa bahagia ketika mendengar bacaan imam dengan tartil, melafalkan kalam-kalam Ilahi yang penuh pesona, indah tak terkira..

Kita bisa bahagia ketika mendapati lisan kita basah, berdzikir mengingat Allah, tak hanya pagi petang..
Kita bisa bahagia ketika membasuh muka dengan air, tak peduli panas ataupun dingin..
Kita bisa bahagia ketika melangkahkan kaki walau dengan sepasang sendal usang, memenuhi panggilan adzan..
Kita bisa bahagia dan bahkan sangat bahagia, ketika melihat keluarga kita bersama-sama berada di atas ketaatan kepada Dzat Yang Maha Kuasa..

Ternyata, kalian tak harus menunggu uang berjuta-juta di ATM untuk bahagia..
Tak harus menanti titel berbaris bak semut di depan dan belakang nama untuk bahagia..
Tak harus melihat mobil Rolls-Royce terparkir indah di dalam garasi rumah untuk bahagia..
Tak harus melihat anak wisuda dari Universitas ternama untuk bahagia..
Tak harus memiliki rumah seukuran White House di Washington sana untuk bahagia..
Tak harus mengoleksi guci antik seharga sekian juta terpajang di dalam rumah untuk bahagia..
Tak harus mengarungi tujuh samudera, mendaki tujuh gunung, berkeliling dunia, untuk bahagia..
Tak harus menjadi orang lain untuk bahagia..

Kalian bisa bahagia walau dengan hal kecil yang bisa kalian ciptakan detik ini juga..
Hiasi hidupmu dengan hal-hal kecil, yang bisa membuatmu bahagia, tak hanya untuk dunia, tapi juga akhirat, kampung halaman kita..

Sederhana, bukan? 🙂

Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

~ April 9th, 2012 by Roni Nuryusmansyah : Ada Begitu Banyak Hal Yang Bisa Membuatmu Bahagia .

[ image source: FlickR ]

3 thoughts on “Bahagia Itu, Sederhana…

Leave a reply to dwidaniarti Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.