Sesungguhnya kita dilahirkan dalam keadaan sendirian.
Mati sendirian.
Dibangkitkan sendirian
Dan dihisab sendirian.
Maka perbanyaklah mengingat segala pemutus kenikmatan dunia, yaitu kematian.
Lalu kehidupan setelahnya..
Sesungguhnya kita dilahirkan dalam keadaan sendirian.
Mati sendirian.
Dibangkitkan sendirian
Dan dihisab sendirian.
Maka perbanyaklah mengingat segala pemutus kenikmatan dunia, yaitu kematian.
Lalu kehidupan setelahnya..
Menyimak linimasa Pak Jamil Azzaini pagi ini dengan tagar #SayangAnak, semakin memantapkan prinsip saya tentang ‘pentingkah menyekolahkan anak di usia dini?’. Di bawah ini saya kutipkan sebagian kultwit beliau:
Betapa terkejutnya suami saya, ketika suatu siang mendapati seorang lelaki paruh baya, berjalan kaki di pinggiran jalan raya yang sepi, di daerah Boyolali (Jateng). Lelaki itu tampak lusuh, meski bukan gelandangan.
Suami saya pun menghentikan motornya, dan menanyakan tujuan lelaki itu. Ternyata, ia hendak ke Salatiga menemui teman sekampungnya. Ia berniat mencari pekerjaan. Akhirnya suami saya memboncengkannya, karena tujuan mereka searah.
Read More »
There is a time of night when the whole world transforms. During the day, chaos often takes over our lives. The responsibilities of work, school, and family dominate much of our attention. Other than the time we take for the five daily prayers, it is hard to also take time out to reflect or even relax. Many of us live our lives at such a fast pace, we may not even realize what we’re missing.
But there is a time of night when work ends, traffic sleeps, and silence is the only sound. At that time—while the world around us sleeps—there is One who remains awake and waits for us to call on Him. We are told in the hadith qudsi:
Waktu kemarin bongkar-bongkar file di pc, nemu folder kumpulan foto-foto liburan Lebaran kemarin di Malang. Sepertinya oke juga kalo dimuat di blog. And here it goes..
Sebelum pulang ke Jakarta, kami menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan dengan motor menjelajahi kota Malang. Ke Pasar Besar, Alun-alun, sekalian cari oleh-oleh keripik. Alun-alun ini tempatnya rindang karena banyak pepohonan, udaranya sejuk dan banyak pedagang makanan dan minuman khas kota Malang.
Waktu saya masih kecil kami sekeluarga pernah makan bakso disini, kemudian menemani Ibu jalan-jalan ke Pasar Besar cari cetakan kue pukis. Rasanya memorable banget deh peristiwa itu… 🙂