Setiap pasangan yang tengah menanti hadirnya buah hati ke dunia, biasanya punya harapan tersendiri tentang seperti apa si kecil kelak. Selain sehat dan lengkap tanpa kurang suatu apapun, ada satu hal yang tak luput dari perhatian mereka. Ya, jenis kelamin. Laki-laki ataukah perempuan.
Ketika menanti kelahiran anak pertama dulu, saya juga punya keinginan. Saya sangat menginginkan kehadiran seorang anak perempuan. Bahkan saya sudah menyiapkan nama dan menulisnya di wallpaper ponsel. Juga menambahkan nama kunyah di profil YM , menjadi Ummu Aisyah . Ya, namanya Aisyah . Entah kenapa saya suka sekali nama itu 🙂
Beberapa bulan menjelang kelahiran, hasil USG menunjukkan persis seperti yang saya harapkan. “Perempuan, bu..”. Ah saya senang sekali. Berbeda dengan saya, suami -seperti para suami pada umumnya- justru mengidamkan anak pertama kami ini laki-laki. Beliau juga sudah menyiapkan nama bagi sang calon jagoan. Buat berjaga-jaga saja, kata beliau.
Subhanallaah, ternyata perkiraan manusia tidaklah lebih hebat dari ilmu-Nya. Lahirlah Al Harits kecil. Seorang bayi laki-laki yang kata banyak orang lebih mirip saya dibanding suami, hehe.. Dan saking yakin dan pedenya dengan hasil USG, saya hanya menyiapkan keperluan persalinan yang bertema ‘cewek’. Alhasil ketika pulang dari bidan, Al Harits memakai topi biru muda berenda ala baby girl 😀
Setelah dinyatakan hamil lagi setahun kemudian, saya terus berdo’a agar kali ini kami dipercaya untuk memiliki seorang bayi perempuan. Alhamdulillaah, kali ini hasil USG sesuai dengan kenyataan . Akhirnya Aisyah mungil itu hadir juga ke dunia. The Little Aisyah. Saya sering memanggilnya begitu. Saya dan suami sungguh merasa excited. Kini, lengkaplah sudah. Alhamdulillaahillaadzii bini’matihi tatimush-shaalihat..
Akhirnya keinginan saya untuk memakaikan jilbab-jilbab lucu dan baju-baju girlie yang serba unyu itu terkabul juga. Saya juga membuatkan untuknya beberapa gamis mungil warna-warni. Senang sekali rasanya, seperti punya boneka untuk didandani. Hihihi. Ah, Aisyafra.. Walaupun agak tomboy dan pemberani, ia terlihat menggemaskan juga ketika memakai setelan jilbab dan baju muslimnya. Si pipi gembil 🙂
Kini, bila ditanya ingin si kecil yang di dalam perut ini kelak laki-laki atau perempuan, saya menjawab santai, “Apa aja, yang penting sehat..”. “Toh kami sudah memiliki keduanya.” sambung saya dalam hati. Justru Al Harits sejak pertama saya beritahu bahwa tak lama lagi insya Allah akan punya adik bayi, ternyata punya keinginan sendiri. Sering sambil mengelus perut saya ia berkata, “Di dalem sini ada dede bayi ya mi? Dedenya perempuan aja ya mi..” . Saya hanya tertawa sambil bilang, “Aamiin..”.
Alhamdulillaah.. tak terasa akan hadir anggota baru dalam keluarga kecil kami. Tak sampai setahun lagi, insya Allah. Enam tahun perkawinan dan tiga buah hati. Tiada kata yang pantas terucap selain alhamdulillaah . Semoga kami bisa menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya, mendidik mereka menjadi generasi penerus Islam yang bertaqwa dan istiqamah di atas kebenaran. Karena merekalah sebaik-baik investasi akhirat.
Ya, sebetulnya tak masalah laki-laki atau perempuan, asal kelak tumbuh menjadi pribadi-pribadi shalih yang menyejukkan mata .. 🙂
~ Ahad pagi yang sejuk di pinggiran Jakarta.. untukmu, para buah hati tercinta ♥