“Some things are ageless, everlasting and worth hanging onto forever. Some things could recall the memories of the past. That’s why handmade is special.” ~Me
Waktu masih kecil dulu, saya pernah dibuatkan sebuah baju oleh ibu. Satu stel baju main biasa, berwarna dasar putih dengan corak pita warna biru dan hitam dengan tulisan “ribbon” di sekelilingnya. Tak lupa, hiasan pita besar berwarna hitam di bagian dada. Ah.. tampak manis sekali.
Saya juga turut serta lho dalam proses pembuatannya. Bukan, bukan membantu.. tapi sebaliknya, saya malah asyik mengacak-acak kotak jahitan ibu, memainkan rader, mencorat-coret tembok dengan kapur jahit dan bermain-main dengan jarum pentul. Seperti yang dilakukan si kecil kini ketika saya mulai ‘gelaran’ jahitan. Dan kini saya mengerti benar mengapa beliau sering kesal saat kami melakukan itu.
Now I feel you, Mom 😛
Ibu membuatkan dua buah baju, satu untuk saya, satunya lagi untuk adik. Bahan sama namun beda model. Baju yang berupa atasan dan bawahan itu sering sekali saya pakai, karena memang nyaman untuk main dan berlarian kesana kemari.
Baju favorit, deh. Setelah tak muat lagi, baju itu dipensiunkan untuk dipakai adik saya yang berikutnya. Bahkan sekarang sering dipakai oleh keponakan saya, Zahra.
Selain menjahit baju, ibu juga suka merajut.. Ada beberapa selimut dan syal dari wol yang beliau buat dan masih saya simpan sampai sekarang. Beliau juga suka membuat kerajinan kristik, hasil karya beliau berupa pemandangan sebuah rumah, pepohonan, jembatan beserta kolam dan kincir airnya dibingkai rapi dan dipasang di ruang tamu kami sebagai hiasan. Ibu, memang perempuan banget deh.
Sesuatu yang dibuat sendiri, istilah kerennya handmade.. memang memiliki arti istimewa.
Saya sendiri, mungkin karena melihat ibu, suka membuat kerajinan tangan sebagai bingkisan dan hadiah untuk orang-orang terdekat. Sapu tangan dengan nama pemilik yang tersulam di pojok bawah, tempat hape, tote bag sederhana, dompet mungil.. Rasanya lebih spesial aja.
Itulah kelebihan handmade, jarang yang punya karena memang dibuat khusus dan jumlahnya pun terbatas. Nggak heran juga bila harganya lebih mahal dari barang pabrikan.
Baju buatan tangan ibu, memang baju yang biasa-biasa saja. Jahitannya tak rapi-rapi amat, karena waktu itu ibu memang baru mulai belajar menjahit. Modelnya juga sederhana, kalah rasanya bila disandingkan dengan baju-baju branded di butik-butik ternama.
Tapi ada yang lain ketika saya memakainya, bahkan ketika saya mengenangnya setelah hampir 20 tahun. Mungkin ia terasa begitu istimewa, karena dibuat dengan cinta.
Dan kini, saya ingin baju-baju buatan tangan saya untuk anak-anak tercinta, menempati tempat istimewa di hati mereka, kini, juga nanti. Mungkin hanya baju yang sederhana dan biasa saja, tapi ia terasa istimewa bagi mereka yang memakainya..
Istimewa, karena ia dibuat dengan sepenuh hati dan cinta, untuk yang tercinta..
~ Jakarta di suatu sore yang cerah, November 2013.. mari membingkai kenangan istimewa untuk yang tercinta ♥