Sesungguhnya Diriku

feet and flowers~

“To be yourself in a world that is constantly trying to make you something else is the greatest accomplishment.” ~Ralph Waldo Emerson

Di tengah beragam tipe manusia dan pola pikir mereka, menjadi diri sendiri adalah keputusan penting dalam hidup yang pernah saya pilih. Dulu sekali, mungkin sewaktu masih remaja yang memang sedang masa-masanya labil dan rentan krisis identitas..

Saat dimana tiap orang yang mengalami fase ini mungkin pernah merasakan hal yang sama:

Kerap membandingkan diri dengan orang lain, sering bermimpi menjadi orang lain dan bahkan ingin mengubah diri menjadi seperti orang lain.

Ya, dulu saya pernah bermimpi untuk menjadi si A, B, C dan seterusnya.

“Enak banget ya jadi dia, bisa begini dan begitu. Punya ini, punya itu. Sedangkan saya..?” 

And so on and so on.

Hufffft… dan jadilah saya pribadi yang kurang bersyukur. Lupa untuk fokus pada piring sendiri. Mengeluh ini itu, tak lagi menikmati hidup. Ingin mengubah diri agar terlihat kongruen: sama dan sebangun dengan yang lainnya.

Namun dengan bertambahnya usia,  melewati banyak peristiwa dan bertemu dengan banyak orang, saya lantas sadar bahwa Allah menciptakan tiap manusia lengkap satu paket dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan Allah adalah seadil-adilnya pembuat keputusan.

Ia memberikan saya jalan hidup yang tak selalu mulus, agar saya tahu nikmatnya memetik hasil perjuangan. Ia menguji saya dengan berbagai bentuk ujian, agar saya kembali sadar bahwa hanya diriNya lah sebaik-baik tempat untuk bersandar..

Saya pun mulai berusaha jujur pada diri sendiri dari hal terkecil. Mampu menilai diri sendiri, terutama menilai kekurangan pribadi. Jika kita tidak percaya pada diri sendiri, bagaimana orang lain bisa menaruh kepercayaan pada diri kita?

Berbanggalah pada diri sendiri dengan segala yang kita punya. Manusia tidak ada yang sempurna. Belajar menjadi orang yang jujur, mencintai diri sendiri dengan bijak.

Inilah diri saya yang sesungguhnya, mengapa mesti membandingkan diri dengan orang lain jika Allah menciptakan tiap manusia dengan keunikannnya masing-masing? Inilah saya yang sebenarnya. Apa adanya.

“Buat apa orang-orang suka pada kita atas sesuatu yang sesungguhnya bukan kita. Atas sesuatu yang tidak sungguh kita lakukan. Memakai topeng. Pemanis kalimat. Menjaga image. Penuh kepentingan, udang dibalik batu. Apa enaknya hidup begitu? Lebih baik apa adanya, terus terang, meski itu membuat sebagian orang salah paham dan bahkan membenci kita. Tetapi itu adalah sesungguhnya kita.” ~Tere Lije

Kadang kita membohongi diri sendiri hanya untuk menyenangkan orang lain. Mengimitasi, meniru orang lain yang kita anggap lebih sempurna hidupnya dibandingkan kita. Memaksa diri untuk tetap tersenyum walau dalam hati menderita. Dan itu sungguh amat melelahkan. Sampai kapan seseorang bisa bertahan untuk menjadi orang lain yang bukan dirinya?

You don’t have to be somebody else to be happy, or loved. You don’t have to be mainstream just to prove you do exist. Let the people love you just the way you are.

Bahwa menerima diri sendiri apa adanya adalah kunci dari rasa syukur. Merasa cukup dengan apa yang ada, tanpa ingin merubah menjadi sesuatu yang bukan kita hanya untuk diterima dan dicintai.

Biarlah orang lain mencintai kita, apa adanya kita, tanpa kepalsuan dan kepura-puraan.

“Never change so people will like you. Be yourself and the right people will love the real you. To be beautiful means to be yourself. You don’t need to be accepted by others. You need to accept yourself.” ~Unknown

Menjadi diri sendiri adalah pilihan untuk hidup dalam kenyataan yang mungkin ternyata jauh lebih indah dari apa yang pernah kita khayalkan. Yang mungkin, justru di mata orang lain hidup kita jauh lebih patut untuk disyukuri. Everyone has his own battle.

Menjadi diri sendiri, memaksimalkan potensi yang dimiliki, tanpa menutup diri untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Jika memang saran dan masukan itu baik, mengapa tidak? Siapalah kita ini? Apakah kita pribadi sempurna tanpa cela yang terpelihara dari dosa dan kebal akan nasehat?

Menjadi diri sendiri, tak lepas dari beragam konsekuensi. Setiap apa yang kita lakukan, tentu tak lepas dari pandangan dan penilaian manusia lainnya. Sekeras apapun kita berusaha, sebaik apapun niat kita.. toh selamanya kita tidak akan pernah bisa menyenangkan SEMUA orang.

Selama apa yang kita lakukan benar dan tidak melanggar batas-batas syari’at, then what’s to worry?

“ The greatest prison that people live in is the fear of what other people think. ” ~David Icke

Menjadi diri sendiri adalah pilihan. Seperti hidup dalam bayang-bayang orang lain dan selalu berangan-angan untuk menjadi orang lain, yang juga adalah sebuah pilihan. It’s you who decide.

Always remember, you are the greatest gift of Allah, so be thankful for that. Embrace and love yourself so the right people will love the real you. Happiness is a choice. And life isn’t about pleasing everybody.

Be yourself, because an original is always worth more than a copy.
Stay unique and just be you. A better you. 🙂

be u

~ A cloudy evening on the east side of Jakarta, November 2013 ~

© aisyafra.wordpress.com

[ image source: Pinterest ]

Advertisement

7 thoughts on “Sesungguhnya Diriku

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.