Rawatlah Cantik Itu..

flowersss~

“Because my beauty is for my husband to see, not the world..” ~Unknown

Wanita, identik dengan keindahan. Tidaklah setiap wanita terlahir melainkan dalam keadaan indah, dalam keadaan cantik. Every woman is beautiful, in her own way.

Tidak pernah ada definisi pasti tentang kriteria cantik yang ideal. Ya, karena cantik itu sifatnya amatlah relatif. Cantik bagi si A belum tentu cantik bagi si B, begitu juga sebaliknya.

Dan saya percaya, yang namanya cantik itu tidak dapat dikotak-kotakkan berdasarkan lengkung alis, model rambut, warna kulit, bentuk wajah, lingkar pinggang atau postur tubuh semampai.

Saya pernah bertemu wanita yang berkulit agak gelap dengan raut wajah sederhana, tapi masya Allah, enak sekali dipandang. Ditambah sifatnya yang ramah dan murah senyum.

Jadi jangan pernah merasa minder dan berkecil hati dengan apa yang kita miliki. Dan yang perlu diingat.. kita nggak perlu dipandang cantik oleh semua orang, yang terpenting adalah di mata suami, kita lah yang tercantik. Betul? 🙂

Cantik adalah anugerah Allah bagi setiap wanita. Oleh karenanya, seharusnyalah ia disyukuri dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Namun setelah menikah, terkadang kita para muslimah (baca: saya), merasa merawat kecantikan bukan suatu hal yang penting. Banyak yang beralasan begini,

“Ah sibuk, nggak sempat.. Lagipula juga udah laku ini.. Siapa sih yang mau ngelirik?”.

Lah? Hehehe.. Padahal waktu masih lajang dulu, rajin banget merawat penampilan. Luluran, maskeran, minum jamu, tak lupa olahraga rutin sampai punya salon muslimah langganan.

Saya dulu termasuk yang cukup concern dengan yang namanya perawatan diri. Seminggu bisa dua kali luluran dan maskeran, hobi jalan kaki sebagai olahraga ringan, latihan beban dengan dumbel, treadmill, rutin minum jamu, creambath sebulan sekali.

Walau nggak pernah sekalipun nyalon. Semua saya lakukan sendiri di rumah. Nggak tahu juga kenapa, tapi lebih suka self treatment daripada ke salon. Rasanya lebih puas aja.

Setelah menikah dan memiliki anak, frekuensi perawatan diri itu menurun drastis. Kesibukan adalah faktor utamanya. Kemalasan adalah faktor selanjutnya. Ahahay.

Semuanya saya kerjakan selagi ada waktu saja. Ya, memang ada perubahan prioritas yang tidak bisa saya hindari. Waktu luang tak lagi sebebas dulu.

Tapi akhirnya saya merindukan masa-masa itu. Saya merasa, bahwa ada kebahagiaan tersendiri saat melihat dan merasakan diri ini begitu sehat dan terawat, at least untuk saya sendiri.

Alhamdulillah suami tidak pernah banyak menuntut untuk tampil begini dan begitu, tapi saya sadar diri dan merasa harus merubah sifat malas itu untuk menyenangkannya, orang yang saya cintai..

Akhirnya saya mulai menjadwalkan treatment rutin, walau mungkin tidak sesering dulu ketika masih belum punya anak. Tentu dengan mencuri waktu di sela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga dengan tiga anak, tanpa asisten pula.

Pakaian rumah selalu saya usahakan untuk rapi disetrika, pakai pewangi pula. Jika pakaian untuk pergi keluar rumah disetrika sampai licin, masa pakaian rumah kita biarkan kucel dan kusut? Padahal justru di dalam rumah lah, kita dituntut untuk rapi dan cantik. Berhias dan tampil menarik demi menunaikan hak suami..

Mengutip candaan Ustadz Zainal Abidin yang pernah saya dengar dalam sebuah rekaman kajian beberapa tahun yang lalu (yang kurang lebih kalimatnya seperti ini),

“Ibu-ibu.. Jangan malas untuk berhias dan merawat penampilan, sesibuk apapun. Tahukah ibu, ketika suami ibu bekerja dan bertemu dengan wanita-wanita di luar sana, yang subhanallah besar sekali fitnah dan godaannya.. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di luar, di jalan.. disuguhi pemandangan yang indah, pakaian yang serba ala kadarnya alias kurang bahan, harum wangi parfum… Namun setibanya di rumah, apa yang ia dapatkan? Istrinya menyambut dengan pakaian yang kumal, bau bawang, rambut awut-awutan, sambil cemberut lagi.. Subhanallah, bagaimana kira-kira perasaan suami ibu..?”

Plak. Hahaha. Padahal waktu itu saya belum punya anak. Apalagi sekarang? #kemudian ngaca

Resolusi hari ini: yuk mari mulai berbenah diri, memperbaiki penampilan, mulai saat ini.

Hal yang ringan, namun insya Allah bernilai ibadah jika dilakukan ikhlas mengharap wajah Allah Ta’ala. Merawat diri, berhias dan memperbaiki penampilan di hadapan suami adalah upaya untuk mempererat ikatan dan merawat cinta kasih.

Tapi, menyenangkan suami bukan berarti harus tampil cantik seksi bak selebriti atau pakai make up tebal kayak mau ngelenong. Apalagi merasa tak rela dengan pemberian Allah sampai operasi plastik pun dijalani agar tampil sempurna. Bukan itu makna dari berhias untuk suami..

Tampil rapi dengan baju yang bersih dan pantas, rajin membersihkan wajah, jaga kebersihan mulut dan pilih tatanan rambut yang sesuai. Jangan lupa percikkan sedikit minyak wangi. Sesuaikan budget perawatan dengan kantong.

Banyak kok treatment alami yang murah meriah dengan bahan seadanya di rumah. Minyak zaitun, madu, teh hijau, kopi dan gula adalah bahan-bahan favorit saya untuk bereksperimen dalam merawat penampilan. Nggak perlu mahal untuk tampil cantik.

Alhamdulillah saya bukan tipe wanita yang high maintenance,  harus rutin nyalon, treatment di spa atau pakai kosmetik yang harganya bikin suami geleng-geleng. Cukup sedikit krim pelembab ketika akan beraktifitas di luar ruangan dan krim malam sebelum tidur.

Jangan lupa banyak konsumsi sayuran, minum air putih, cukup istirahat dan terapkan pola hidup sehat. Hindari stress dan pikiran-pikiran negatif. Insya Allah cukup untuk membuat wajah berseri dan bersinar. Tapi bukan bersinar dalam gelap atau glow in the dark ya.. Hahahah. Serem itu mah 😀

Untuk para suami, bantulah istri Anda untuk dapat berhias dan merawat diri. Bisa dengan menyediakan waktu khusus untuknya ke salon muslimah atau minimal, luluran di rumah. Ambil alih tugas mengasuh anak, agar istri Anda bisa menikmati me-time nya dengan tenang.

Turut membantu meringankan pekerjaan rumah, agar istri bisa beristirahat sejenak dari rutinitas harian yang kadang membuatnya jenuh dan stress. Ketahuilah, usahanya untuk tampil mempesona, adalah demi menyejukkan pandangan Anda. Dan berhiaslah untuknya, sebagaimana engkau suka ia berhias untukmu..

Merawat kecantikan lahiriah memang penting, tapi yang tak kalah penting adalah merawat kecantikan batin.. kecantikan yang berasal dari hati, dari dalam diri. Buat apa cantik jelita bak ratu sejagat tapi pelit senyum alias jutek, tidak santun dalam bertutur kata, tidak qana’ah, banyak menuntut, tak mau menurut, berperilaku kasar terhadap suami dan kurang ilmu agamanya?

Alih-alih menyejukkan pandangan, suami pun akan selalu menghindar untuk berada di dekatnya..

Maka rawatlah cantikmu itu.. Kecantikan alami yang terpancar lewat wajah dan bahasa tubuh pemiliknya. Kecantikan abadi yang tak akan tergerus oleh waktu..

“Cantik itu pilihan. Ketulusan serta bahagia yang selalu kau upayakan hadir di hatimu bagi diri dan orang lain, senantiasa akan memancar hingga wajah. Itulah kecantikan sejati”. ~Helvy Tiana Rosa

~ Jakarta, November 2013.. karena cantikmu itu, berharga..

© aisyafra.wordpress.com

[ image source: Pinterest ]

Advertisement

2 thoughts on “Rawatlah Cantik Itu..

  1. Bismillah..
    Pengen banget umm tiap hari dandan, suami pun juga pengen liat istrinya cantik, tapi karena masih tinggal serumah ma adik ipar yg semuanya laki-laki jadinya gimana ya umm?

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.