Pagi ini, saya ditakdirkan ‘terdampar’ di profil twitter seseorang yang bisa dibilang.. artis tapi agak kurang terkenal. Istilah kerennya sekuter lah. Tadinya saya nggak pernah tahu ini teh artis apa.. Her name doesn’t sound familiar. Maklum udah lama nggak punya TV, jadi rada-rada kudet. Akhirnya saya guling-guling di mbah gugel dulu deh, buat tahu siapa dia. Hehehe..
Saya telusuri timelinenya, dari hari ke hari, bulan ke bulan.. Subhanallah, begitu besar perubahannya. Dari yang dulunya hobi shopping, nge-mall.. sekarang hobi ikut kajian sunnah. Dari getol bersolek dan berburu make up mahal.. sekarang tampil dengan wajah polos tanpa polesan make up.
Dari hasil gugling, saya temukan foto masa lalunya yang banyak mengumbar aurat. Tank top, jeans, short pants, sepertinya begitu akrab baginya. Kini pilihan busananya beralih pada jubah hitam dengan khimar panjang menutup seluruh tubuhnya. Kabar terakhir yang saya dengar, saat ini beliau makin istiqamah, bahkan menutup wajahnya dengan niqab.
Masya Allah, walhamdulillah.. Siapa yang menduga, ia yang dulu hobi mengumbar aurat dan bertabarruj, kini semua itu tertutup rapat di balik pakaian takwa. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya di masa lampau.
Saya lihat profil Path dan Instagramnya.. Dia yang dulu sering narsis mengupload foto berhijab tapi masih berhias, mulai berkurang sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya sekarang foto profilnya sudah berganti dengan yang lebih ‘aman’. Petikan-petikan ayat, hadits dan ucapan ulama-ulama salaf juga mulai menghiasi akun sosial medianya yang lain. Di antaranya saya kutipkan disini..
“Wanita itu cantik jika mereka cerdas. Cerdas untuk tidak berbuat bodoh dalam merendahkan kehormatan mereka sendiri. Mereka cerdas karena bisa mengalahkan nafsu kodrat wanita yang selalu ingin dilihat dan terlihat cantik, mereka kalahkan semuanya untuk Allah.
Kecantikan yang utama tidaklah hanya terbatas pada bagaimana caranya seorang wanita memoles muka. Juga tidak hanya dalam cara menuturkan bahasa dan atau menempatkan diri dalam pergaulannya. Namun kecantikan yang sesungguhnya terletak dalam cerdasnya dia menjaga diri dan kehormatannya.
Yaitu ketika seorang wanita cerdas dalam menata dirinya sesuai dengan aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala..”
Mengamati itu, saya seperti terharu sendiri. Sekaligus merinding. We know lah dunia keartisan kayak apa.. Betapa hedon dan bebasnya.. Begitu menjerumuskan. Tapi di tengah kegelapan itu Allah berkenan memberikan hidayah-Nya, bagi mereka yang terus mencari dan mencari.. Mereka yang masih memiliki cahaya kehanifan dalam jiwanya.
Entahlah, menurut saya dibutuhkan keberanian untuk meninggalkan gemerlap dunia selebriti yang menyilaukan itu. Juga pengorbanan yang tak kalah besar. Kehilangan job dengan penghasilan yang menggiurkan, dijauhi teman sampai dipandang aneh oleh keluarga tercinta. Sampai-sampai kalimat ini sering diulang-ulang dalam twitternya..
“Sekarang saya nggak peduli lagi sama omongan orang, terserah mau dibilang apa.. Di mata saya, yang penting bagaimana penilaian Allah. Jika ada yang tidak berkenan atas twit-twit saya, silahkan unfollow atau mute saja.. Nggak apa-apa..”
Pernah juga sekali waktu saya dipertemukan dengan seorang kawan yang tadinya bekerja di dunia entertainment, yang kini sudah bertaubat. Meski bukan artis, tapi kenalannya banyak yang berasal dari kalangan artis. Saya melihat perubahannya yang begitu drastis dari segi pakaian dan tutur kata. Dari busana yang serba terbuka menjadi serba tertutup. Berubah total 180 derajat. Dunia yang dulu digelutinya benar-benar ditinggalkannya tanpa keraguan sedikitpun.
Subhanallaah.. Takjub saya mendengar cerita perjalanannya dalam menggapai hidayah. Mulai dari masih jahil sampai menjadi seperti ia yang saya lihat sekarang ini. Ketika berbincang dengannya tak terasa air mata saya menetes, terharu… Sebelum berpisah, ia saya peluk erat-erat, masih dengan mata yang berkaca-kaca..
“Semoga anti istiqamah…”
Hidayah, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Hanya yang terpilih yang mampu mereguk manisnya iman dan ilmu, setelah berkubang dalam dosa dan kebodohan. Yang sudah mendapatkannnya pun, tidak selalu bisa menjaganya.
Hidup kita dan perubahannya, tidak semua orang bisa menerimanya. Tidak banyak yang masih tetap tinggal menemani dalam segala keadaan.. Hanya yang terpilih, yang mau dan mampu menyertai kita di jalan juang yang penuh likuan ini.. Waktu lah ujian sesungguhnya.
Maka berdo’alah agar Allah menganugerahkan hidayah dan menjaganya selalu.. Untuk kita dan saudara-saudara kita yang baru berhijrah.. Dan meneguhkan kita dalam keistiqamahan. Senantiasa, sampai akhir kita menutup mata.
~ Jakarta, 23 Desember 2013.. tak perlu bertanya siapa dia.. kisahnya lah yang lebih penting untuk kita ambil ibrahnya..
© aisyafra.wordpress.com
[ image source: FlickR ]
“..dibutuhkan keberanian untuk meninggalkan gemerlap dunia yang menyilaukan itu. Juga pengorbanan yang tak kalah besar. Kehilangan job dengan penghasilan yang menggiurkan, dijauhi teman sampai dipandang aneh oleh keluarga..”
tambah 1 lagi, dipandang aneh sm tetangga.
LikeLike
ahsanta, syukron tambahannya
LikeLike