Perjumpaan & Perpisahan

dunya and jannah

Perbincangan pagi ini dengan teman saya, ummahat yang juga tetangga sebelah rumah via sms..

“Mbak, udah ta’ziah belum? Aku udah tadi pagi..” tanya teman saya.

“Ta’ziah? Siapa yang meninggal mbak?” jawab saya.

“Adeknya bu Fulanah, yang rumahnya di belakang..”

” O.. kapan tho meninggalnya mbak, aku kok nggak tahu? Semalem aku sama anak-anak keluar ke pasar malem, kok belum ada rame-rame..”.

“Jam 1 malem tadi mbak..”

” Yowes mbak, insya Allah habis ini aku kesana..”

Akhirnya walau sambil repot menyiapkan keperluan Harits sekolah, saya sempatkan untuk datang berbelasungkawa meski hanya sebentar. Ternyata ibu yang meninggal itu tidak tinggal di sini, beliau mengungsi dari rumahnya di Tanjung Priok yang sedang terkena musibah banjir ke rumah adiknya di sini. Pantas saja saya merasa tidak kenal.

Dokter menyatakan beliau meninggal karena penyakit DBD, yang agak terlambat ditangani karena hanya dikira demam biasa.

Innalillaahi wa inna ilaihi rooji’un.. Allahummaghfirlaha, warhamha, wa’aafiha, wa’ fuanha.. Semoga Allah memberikan kekuatna dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan..

Sesaat sebelum berpamitan dengan empunya rumah, saya melihat seorang laki-laki masuk dengan membawa dua orang anak kecil untuk duduk di dekat sang jenazah. Ternyata laki-laki itu adalah suami dari ibu yang meninggal tadi.

Kata sang ayah, ” Sini, lihat (ibu) .. Tapi jangan nangis ya..”.

Sambil memeluk dua bocah cilik berusia sekitar 5 dan 2 tahunan.. Pertama-tama saya perhatikan si anak yang lebih besar wajahnya masih datar saja, tapi ketika penutup wajah ibunya dibuka.. tak lama kemudian ia mulai menangis pelan.

Sedang anak yang kecil masih diam dan kelihatan bingung, mungkin belum mengerti. Saya lihat wajah sang ayah pun seperti tengah menahan tangis..

Ya Rabb …

Maybe that’s one of the most heartbreaking moments I’ve ever seen. Tak terasa mata saya ikut berkaca-kaca. Sediiih.. rasanya. Membayangkan perasaan mereka yang ditinggalkan orang tercintanya. Apalagi anaknya masih kecil-kecil.. masih sangat butuh belaian dan kasih sayang seorang ibu. From now on, their life will never be the same again.

Sekaligus juga sedih membayangkan bagaimana jika yang terbujur kaku di pembaringan itu adalah saya.. Dan yang berada di sisi adalah suami dan anak-anak tercinta. Dan yang lebih penting lagi, sudah siapkah saya bila suatu saat Allah memanggil untuk pulang?

Pagi ini, saya seperti tersadar kembali.. hakikat hidup memang tentang kedatangan dan kepergian. Barangsiapa yang berjumpa, maka bersiap-siaplah untuk berpisah. Dunia dan seisinya ini fana, sementara, tak ada yang kekal. Kebersamaan abadi hanya ada di kehidupan setelah mati.

Semoga Allah berkenan mengumpulkan kita kelak bersama mereka yang kita cintai.. di surga-Nya nanti.

Allahummaa aamiin..

“Jannah is a place where you can be together with the ones you love, even those who can’t always be with you in this dunya.. and being with them forever..”

~ Jakarta, end of January 2014.. for everything happens, there is a lesson..

©aisyafra.wordpress.com

[ image source: Pinterest ]

9 thoughts on “Perjumpaan & Perpisahan

  1. senantiasa mengingat kematian dan sibuk mempersiapkan untuk bekal ke akhirat memang obat paling ampuh menangkal maksiat…. :””” T_T. Allahummaghfirliy.. .#keren_kak_tulisannya!

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.