My Beloved Partner :)

my beloved sewing machine ^^

“Sometimes it’s not about the price, nor the look.. It’s about the value of the journey.. the memory..”

Mesin jahit ini.. ia yang selalu setia menemani saya sejak dulu kala. Dari mulai pertama saya belajar menjahit. Sebenarnya mesin ini adalah pemberian Abi untuk saya yang waktu itu mengalami kesulitan menjahit dengan mesin manual yang digerakkan dengan kaki. Capek juga waktu itu.. karena mesin yang digerakkan dengan kaki itu sangat lambat jalannya, sedang di tempat kursus saya terbiasa menggunakan mesin berdinamo dengan speed yang lumayan.

Akhirnya Abi membeli mesin ini agar proses belajar menjahit saya semakin lancar. Padahal saya tak pernah memintanya, tapi karena beliau bisa menjahit, maka beliau mengerti kesulitan yang saya alami. Dan beliau menghadiahkan mesin ini untuk saya bawa sewaktu menikah dan pindah ke rumah baru.  Jazakallah khayran, Abi.. :’)

Mesin jahit ini.. dibeli dengan harga 300 ribu rupiah, sekitar 13 tahun yang lalu. Kalau nggak salah ingat, sudah termasuk mejanya. Kondisi baru dan masih gress. Senang sekali saya waktu itu, mendapat partner baru yang memudahkan saya untuk menjahit, karena banyak PR dari tempat kursus yang harus dikerjakan di rumah.

Tak lama setelah kursus selesai, ada beberapa kawan Ummi yang ingin menjahitkan bajunya ke saya. Saya, yang waktu itu masih fresh graduate *haiyah* merasa nggak pede. Takut salah ukur, salah potong, nggak pas.. Kalau baju sendiri sih, nggak masalah.. lha ini baju dan kain orang.. Besar tanggung jawabnya.

Akhirnya setelah didesak oleh ibu-ibu tadi (–“) .. Dan melalui berbagai pertimbangan, bismillaah.. saya memutuskan untuk menerimanya. Kesan dan komentar pertama yang saya terima adalah, ” Alhamdulillah Mbak Tia, pas banget nih bajunya enak dipakai.. Besok boleh ya saya njaitin lagi?”.   Waduh.. hehe.. Asli nggak nyangka..

… ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺗَﺘِﻢُّ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕ ♡

Akhirnya mulai saat itu, banyak tawaran dan pesanan yang datang. Hampir nggak pernah kosong, bahkan sampai kain-kain milik saya yang setumpuk itu tak juga jadi baju saking sibuknya. Apalagi menjelang lebaran, bisa sampai begadang karena dikejar deadline.. Dan mesin jahit kesayangan saya ini, selalu setia menemani.

Mesin jahit yang modelnya jadul  ini belum pernah sekalipun diservis, karena memang belum pernah rusak ataupun mogok. Jarang sekali rewel dan menyusahkan pemiliknya. Paling hanya sesekali saja benangnya loncat atau putus, itu pun juga karena setting antara benang atas dan sekoci bawah nggak pas.   Mesin ini juga tahan banting, bahan jenis apa saja bisa dijahitnya tanpa ada masalah berarti.  Benar juga apa kata orang, mesin jahit itu semakin lama dan sering dipakai, semakin enak jalannya..

Pernah sekali waktu saya dibuat panik karena mesin ini nggak mau maju, jadi stuck aja gitu di tempat. Duh, apa ya yang salah? Pikir saya waktu itu. Hampir satu jam lamanya saya ngutak-atik nyari letak salahnya dimana, sampai keringetan. Dan ternyata pemirsah.. tuas untuk mengatur jarak jahitan tak sengaja saya tarik poll ke bawah, ya pantas saja mesinnya nggak mau jalan, wong itu kan khusus buat matiin benang. Doh.. Dan sepertinya itu adalah salah satu momen terdudul saya dalam hidup, yang setiap mengenangnya selalu sukses membuat saya ketawa-ketiwi sambil tepok jidat.. Oh my! XD

Bersama pasangan tercinta ini.. saya betah menghabiskan waktu selama berjam-jam. Membuat apa saja. Baju, jilbab, celana panjang, pernak-pernik mungil, tote bag sederhana. HP pouch, sarung bantal.. Apa saja yang bisa dijadikan sesuatu. Banyak sisa-sisa kain yang sepertinya hanya cocok untuk dijadikan lap atau pel, ternyata bisa disulap menjadi berbagai kerajinan tangan yang simple tapi menarik. Nggak rugi kan punya keahlian menjahit? :’)

Sering saya ditawari berbagai jenis mesin model baru yang modelnya cantik-cantik, fungsinya juga macam-macam. Pengen sih, tapi trus mesin yang ini buat apa? Terlebih lagi, saya masih merasa belum membutuhkan mesin baru, mesin yang kuat dan tangguh seperti mesin ini pun segala keperluan saya sudah terpenuhi.

Paling kalau butuh untuk neci dan lubang kancing, saya tinggal ‘ngacir’ sebentar ke rumah adik yang memang peralatan tempurnya jauh lebih lengkap.. Segala jenis mesin dia punya..  mesin neci, obras, mesin jahit lurus high speed, mesin zigzag, lubang kancing.. Ya, karena omzet jahitannya juga skala besar.. lebih besar dibandingkan saya. Calon wirausahawati sukses masa depan deh dia mah, aamiin.. 😀

Dan karena memang menjahit bagi saya hanya sekadar menyalurkan hobi saja, bukan sebagai penghasilan utama. Apalagi setelah punya bayi, paling-paling hanya menjahit untuk keluarga sendiri, suami dan anak-anak. Belum siap deh dikejar tenggat. Nanti tugas utama yaitu mengurus suami dan anak-anak, plus kerjaan rumah malah terbengkalai. Karena memang di rumah tidak ada asisten, semua saya handle sendiri.

So, satu mesin jahit  dan mesin obras sederhana rasanya sudah cukup untuk penjahit rumahan seperti saya. Entah jika beberapa tahun nanti saya mulai aktif menerima jahitan lagi dan berubah pikiran, heheu..

Walau tidak menjahit sesering dulu, mesin kesayangan yang kira-kira sekarang usianya sudah ABG alias 13 tahun ini, masih saya rawat dengan baik. Rutin dibersihkan, dilap, diminyaki.. Walau tampak kuno dan uzur *sebetulnya saya lebih suka menyebutnya vintage.. halah :p* tapi kehadirannya di hati saya sangat istimewa. Walau mungkin suatu hari nanti saya akan membeli mesin baru yang lebih canggih, insya Allah mesin ini akan tetap saya simpan, tak akan dijual. Jasa-jasanya tak akan mungkin bisa saya lupakan..

Mesin jahit ini.. adalah partner pertama yang setia menemani sejak awal saya menggeluti dunia jahit-menjahit. Ia telah menghasilkan banyak pakaian dan kerajinan tangan.. Membantu saya untuk mandiri dan tidak lagi menadahkan tangan pada orang tua sejak mulai menerima order baju pertama. So much memories left..

Yes, you are my best friend since 13 years ago, and still. We’ve been through so much times.. so many joys and difficulties, together. Thank you very much, partner. I won’t forget you. :’)

i love sewing~

~ Jakarta, February 2014.. a note of love for something irreplaceable 🙂

Advertisement

10 thoughts on “My Beloved Partner :)

  1. Mba meutia, maaf sebelumnya. Apakah mba menerima jahitan? Atau ada info penjahit baju muslim? Belum nemu penjahit sekitaran cibubur (sekitaran jl. Alternatif cbubur-cileungsi).
    Sekali lg maaf numpang nanya disini. Trims..

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.