Ada orang tua yang prioritas hidupnya mengejar materi terus-terusan. Katanya, supaya bisa menyekolahkan anak mereka di sekolah termahal, terbaik, ternama. Mampu memberikan segala fasilitas dan kenyamanan dengan kualitas nomor satu.
Terlalu sibuk, sampai-sampai mereka lupa, bahwa sejatinya pendidikan utama bagi seorang anak itu berasal dari keluarganya sendiri. Sekolah terbaik adalah rumahnya sendiri, dan guru terbaik adalah orangtuanya sendiri.
Ada orang tua yang hampir tak punya waktu untuk anak mereka. Atau tak mau?
Tak pernah sempat untuk sekadar bertanya,“Bagaimana perasaanmu hari ini, nak?”.
Tak pernah bisa untuk selalu ada di sisi mereka, mendampingi mengerjakan PR, mengusap air mata mereka yang jatuh, menyediakan bahu bagi mereka untuk bersandar dan meluapkan rasa. Waktu adalah uang, katanya.
Dan barang-barang mewah, gadget canggih, mainan serba mahal dan jalan-jalan plesir ke luar negeri itu mereka berikan sebagai wujud perhatian dan rasa cinta. Yang sejatinya adalah kompensasi untuk membayar rasa bersalah.
Untuk segenap waktu yang terbuang. Waktu yang alpa mereka berikan.
Your children need your presence more than your presents. Materi bisa dicari kapan saja kita mau, tapi waktu dan momen-momen kebersamaan bersama anak tercinta tidak akan pernah bisa terulang. Selamanya.
“Dear working parents, you have a lifetime to work, but your children are only young once”. ~ Polish Proverb
~ Jakarta.. Taken from My Daily Journal, November 2013 ~
©aisyafra.wordpress.com
[ image source: Getty Images ]