Cerita di Balik Selembar Cadar

niqab

Jujur aja, saya salut dan merasa kagum pada akhwat yang gigih ‘berjuang’ untuk bisa menutup wajahnya dengan niqab atau cadar.

Ada yang ngumpet-ngumpet, pas kajian pakai, begitu sampai dekat rumah dilepas.

Ada yang tiap keluar rumah diejek, dihina, dipandang dengan tatapan seolah-olah ia adalah makhluk asing dari planet lain. Atau lebih kejamnya lagi, istri teroris.

Ada yang dibilang bercadar hanya untuk menutupi wajahnya yang buruk atau cacat.

Ada yang butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapat izin dari sang suami agar diizinkan bercadar.

Ada yang sampai cadar-cadarnya dibuang dan dibakar oleh orang tua yang belum paham tentang syari’at cadar.

Ada yang hanya bisa memandang dengan tatapan iri ketika saudari-saudarinya lewat di depannya dengan wajah yang tertutup rapat.

Ada yang terpaksa memendam keinginan mulia itu, dan terus berharap ia dapat mengenakannya sebelum kelak Allah memanggilnya.

There is a different woman, a different story, a different path behind that piece of cloth.

Banyak cerita di balik selembar kain penutup wajah itu. Ada yang mulus, ada juga yang penuh liku. Kita tidak pernah tahu apa yang harus mereka perjuangkan untuk dapat menutup wajahnya dengan cadar.

Tak jarang, pengorbanan dan air mata menghiasi perjalanan mereka, wanita-wanita tangguh yang darinya saya banyak mengambil ibrah. Kegigihan mereka mempertahankan niqabnya itulah yang membuat saya bersemangat untuk mengikuti jejak mereka.

Apa lagi yang saya tunggu? Sampai kapan saya mau menunda? Sedang kemudahan untuk menjalankannya ada di depan mata. Sungguh saya malu dengan mereka yang karena niqabnya diuji, ditentang dan dimusuhi namun tetap tegar berdiri.

Karena di hari ini, menegakkan sunnah adalah seperti menggenggam bara api. Panas, tapi harus tetap digenggam agar tidak tergelincir dalam kesesatan setelah hidayah itu datang menyapa.

Barakallaahu fiykunna, saudariku..

Semoga Allah memudahkan niat dan tekadmu untuk mengikuti jejak mereka yang lebih dulu memilih jalan ini. Dan bagi yang sudah, semoga Allah istiqamahkan kalian selalu..

~ Cibubur di suatu pagi, disalin dari status Facebook saya, 21 Juni 2014.. there is a rare kind of beauty behind that veil, an invisible beauty 🙂

©aisyafra.wordpress.com

[ image source: Pinterest ]

19 thoughts on “Cerita di Balik Selembar Cadar

  1. “Ada yang ngumpet-ngumpet, pas kajian pakai, begitu sampai dekat rumah dilepas.” setiap hari melakoni, semoga Alloh membukakan pemahamn kepada mereka yg belum memahami “nikmatny bercadar”

    Like

  2. Memang berat dan ga enak rasanya dihujat karena bercadar. Saya juga mengalami, bahkan dari suami sendiri. Saya memang mualaf, ilmu saya pasti masih sedikit, tapi sedih hati ini rasanya ketika suami mengcap kita tak pantas bercadar karena suami mengganggap ibadah kita belum benar. Bukankah yg berhak menilai ibadah seseorang hanya Allah? Kok sepertinya bercadar sama jeleknya dengan maksiat. Jadi saya juga ngumpet-ngumpet pakainya, kalo mau kajian saja. Hanya Allah yang maha membolak-balikan hati, semoga Allah juga membalikan hati suami agar mau belajar ilmu syar’i dan sunnah. Amin.

    Like

    • Subhanallah, justru menutup wajah dengan cadar adalah bagian dari upaya kita untuk menyempurnakan ibadah, bukan karena ibadah kita sudah sempurna.

      Allahummaa aamiin.. Semoga Allah memberikan kesabaran dan keteguhan kepada anti. Barakallahu fiyk..

      Like

  3. Reblogged this on karinaumma and commented:
    Meskipun mereka akhwat,
    Tetapi hati mereka seperti baja ❤

    Salah satu sebab seandainya orang tua mereka menyetujui,
    Adalah akhlaq mereka yang terpuji,

    Barokallaahu fiiki mba, dek, dan teman sebaya yang sudah memakainya.
    Semoga suatu saat ana menyusul.

    Like

  4. This makes me weep mbak 😢
    Keinginan yg masih terpendam
    Tidak tahu sekolah tempat saya bekerja bakal mengizinkan atau tidak
    Jazakallah for sharing this ya mba
    Ternyata perang bathin ini tdk sy alami sendirian ❤❤❤

    Like

Leave a reply to rintika karang Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.