Seperti libur lebaran yang sudah-sudah, liburan kali ini kami kembali menggunakan jasa kereta api untuk transportasi pulang ke Jakarta. Kami memang lebih suka naik kereta ketimbang bus, selain tempat duduknya lebih lega, juga karena bebas macet dan cepat sampai di tempat tujuan.
Kali ini ada yang berbeda dengan perjalanan mudik naik kereta, kami memesan 4 kursi sekaligus selain karena anak-anak sudah kena charge, juga karena ada peserta baru dalam tour de grage kali ini. Ya, tahun ini adalah pertama kalinya Fiqar mudik ke kampung halaman abahnya, Cirebon. Bisa dibayangkan, pasti seru sekaligus heboh. Hahaha.
Ketika mengajak Fiqar berjalan-jalan ke gerbong belakang (inilah enaknya naik kereta, kalo pegel duduk terus kita bisa jalan-jalan ke lain gerbong), suami bertemu kawan sesama perguruan (ceilee..) Ninjutsunya yang juga sama-sama mau balik ke Jakarta. Rumahnya tak begitu jauh dari tempat tinggal kami. Suami pun kemudian bercerita..
Suami: Itu yang kenalan Aa latihan Ninjutsu, asyik banget mudik cuma berdua. Istrinya tiduran di sebelahnya. Beda banget sama kita ya.. sambil nyengir
Me: Emang baru nikah A temennya?
Suami: Kayaknya udah lama deh.
Me: Hmmm.. Enak kayak gitu apa kayak kita gini?
Suami: Ya setiap keadaan harus disyukuri. Mereka yang udah nunggu lama aja kepengen kayak kita gini.. Kok malah kita kepengen kayak mereka?
Me: Betul betul betul.. upin ipin mode on
Dulu waktu baru-baru nikah, perjalanan 3 jam antara Jakarta-Cirebon terasa amat lama. Duduk di kereta, dunia seperti milik berdua. Aheyyy. Ngobrol.. udah, ngemil.. udah, baca buku.. udah, tidur.. udah juga. Perbekalan juga seadanya aja. Cemilan ringan plus air putih, cukup.
Sekarang, beberapa hari sebelum berangkat udah harus sedia amunisi buat anak-anak. Susu kotak, roti, buah, nasi dan kawan-kawan. Yang penting bisa bikin mereka anteng dan nggak rewel. Walaupun nggak selalu berhasil. Lol :p
Bawaan juga pasti bertambah. Dulu kami cukup membawa travel bag dengan baju seadanya. Sekarang? Dua travel bag ukuran jumbo plus satu ransel dan satu tas cangklong warna pink yang biasa dibawa pergi-pergi. Baju, diapers, jilbab mini, jaket anak-anak sampai baju renang tak ketinggalan. Riweuh pisan, yeuh…
Selama perjalanan, macem-macem pula tingkah mereka. Dikit-dikit minta ke kamar mandi lah, rewel ini itu lah, rebutan tab lah, ribut jalan-jalan sepanjang gerbong lah. Hadeehh..
Capek? Pastinya iya. Nggak bisa dipungkiri bahwa bepergian dengan anak apalagi dengan banyak anak tidak bisa sebebas dan senyaman seperti berdua saja dengan pasangan. Tapi yang juga pasti, ada rasa happy..
Akan ada yang bisa dikenang ketika kelak mereka dewasa nanti. Berkereta dengan keluarga tercinta, menikmati pemandangan indah melalui kaca jendela.. Seperti yang saya alami waktu kecil dulu, ke kampung orang tua di Malang dan Surabaya. Memori yang tak akan terlupa.
Lagipula, yang namanya anak-anak itu nggak selamanya kecil dan merepotkan terus kan? Mereka hanya sebentar bersama kita. Sebentar sekali. Akan ada saat di mana mereka tumbuh dewasa. And somehow, kita akan merindukan segala kerepotan-kerepotan itu.
Seperti keluarga yang duduk di sebelah saya ini. Seorang ibu dengan dua anak laki-lakinya yang sudah beranjak remaja. Sang anak sibuk dengan headset di gadget masing-masing. Jemarinya asyik menggeser-geser layar sementara sang Ibu asyik juga dengan buku bacaan dan gadgetnya. No family talk, no smile, no giggles, no warmth.
Ah. I just wanna enjoy this present moment, while I can. Being thankful for what I have, not what I want to have.
Alhamdulillah, for everything in life.
~ Cirebon Ekspress, 5 Agustus 2014.. dalam perjalanan pulang menuju Jakarta.
Berharap semoga kelak klo miza dan azi gede tetap suka cerita ke Abi-umminya π
Btw, memang seru mudik bareng anak2 ya mbak π
LikeLike
AAmiin.. Iya, seru.. Jadi ada yang bisa diceritakan ketika kelak mereka dewasa π
LikeLike