Suddenly this night, something cast my mind back to some moments couple years ago. Those days when I was single (and free). Those days when I thought my life was almost perfect. Jujur aja, terkadang… saya merindukan masa-masa itu.
Begadang karena dikejar deadline. Ikut kelas tahsin tiap Kamis pagi. Ngaji bareng temen-temen, ada daurah kemanapun dikejar. Hunting bahan sepuasnya di Brotherland alias Tenabang, sampai pernah ketinggalan kereta akhirnya naik kereta Jawa, turun di Manggarai cusss nyambung KRL ke arah Bogor. Jalan kaki sendirian ke pasar cuma buat ngobras atau neci. Motoran kemana-kemana berdua adek tercinta.
Makan bareng gank geje di warung deket stasiun Pondok Cina, dilanjut nginep di kos-kosan dan sesi curhat sampai larut malam. Menyusuri jalur bikun dengan jalan kaki dari stasiun UI sampai halte FKM bersama seorang sahabat. Menghadiri taman-taman surga dan shalat Maghrib berjamaah dalam temaram lampu-lampu masjid.
At that time I felt my life was so complete and full.. I truly appreciated for what I had. Those are one of the most unforgettable days in my life. Thank you, Allah ❤
Dan tidak saya pungkiri bahwa terkadang saya merindukannya. But don’t get me wrong, that doesn’t mean I regret my decision to get married and having kids. No, raising a family with someone I choose is one of the best things that ever happened in my life. And I’m thankful for that, alhamdulillah..
Tapi ketika di suatu waktu tanpa sengaja ingatan ini melayang ke masa lalu, ada kerinduan yang hadirnya tidak bisa saya cegah.
Somesay, “Appreciate what you have, while you can”.
Truth. We often forget what we have just because too much focus on what we wish to have.
Makanya saya sering heran kalau lihat para jones alias jomblo (yang looks so) ngenes dengan kejombloannya. Kenapa coba jomblo syelalu diidentikkan dengan kesepian, kehampaan, perasaan tidak berguna, etc etc. Seolah kebahagiaan hanya monopoli kaum berpasangan aja. Hih.
I once became one of them but on the contrary, I was feeling grateful for being single and free for such a long term. I was married at age 24. I lived my youth to the fullest. I made the best of me, the best I can be.
Sampai-sampai adik saya yang nomer dua suatu hari pernah bilang, “Aku nanti mau kayak mbak Tia ah. Puas-puasin dulu menikmati masa muda, baru nikah. Hahaha..”
“Yeee.. Kalo udah dateng jodohnya mah langsung aja kali. Jodoh yang baik jangan ditolak, nanti nyesel lho. Some best things don’t come twice. Kalo aku sih, beda kasus. Allah had saved the best for last. Qiqiqiqi. Sekian dan tidak terima lemparan bantal..” kata saya sambil kabur.
Soal nikah muda dan nikah sesuai deadline #eh, pernah saya tulis di sini. Saya sendiri sih percaya, nggak ada istilah telat nikah atau pernikahan dini. Nikah ya karena memang sudah saatnya nikah. Seperti halnya rezeki, jodoh juga sudah diatur, pasti akan datang jika sudah waktunya. So, why worry?
Ketika orang lain ribut kenapa saya masih tenang-tenang aja belum juga nikah, sementara adik saya udah nyalip di tikungan, saya cuma senyam senyum aja sambil minta dido’ain biar cepet ketemu jodoh. Keep calm, saya masih normal 100% kok. So far, masih pengen nikah dan berkeluarga seperti perempuan lainnya. Heheheu.
To be bold is, why not using your time well while waiting? Memantaskan dan memperbaiki diri dari hari ke hari. Menikmati kesendirian dengan hal-hal yang berguna. Daripada pasang status menye-menye, ngeluh sambil bergalau-ria hanya karena masih single. Aduh, plis. Enggak banget deh.
Penantian itu.. dinikmati atau tidak, tetep sama aja kan? Makanya kalau ada anak muda yang hobi menggalau meratapi nasib hanya karena masih single rasanya pengen banget berbisik di kupingnya pake TOA: take your time and use it well.
Allah knows what’s best for you. And He knows when it’s best for you to have it. Kalau udah dateng jodohnya, pasti bakal dateng kok.
Mari isi waktu dengan berbagai hal yang bermanfaat. Ikut tahsin atau tahfizh. Kursus jahit atau bikin kue. Belajar ilmu-ilmu kerumahtanggaan. Mengembangkan skill yang dimiliki. Menjalin relasi dan silaturrahmi. Mendatangi majelis-majelis ilmu sepuasnya…
Akan datang saatnya dimana kita akan merindukan itu semua.. Really. I missed those day so much, sometimes. Dan itu manusiawi kok. Bukan berarti tidak mensyukuri apa yang telah ada saat ini, ya. Asal jangan berlebihan menuntut kebebasan yang sama persis seperti dulu sebelum menikah. Itu sih namanya kebablasan..
Pernah sekali waktu saya iseng nanya ke suami, adakah beliau pernah sekali aja merindukan masa-masa lajangnya dulu. Secara dulu beliau termasuk yang aktif ngaji sana-sini dan sering menghabiskan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat..
- Me : Jujur deh a, pernah nggak sih kangen masa-masa masih single dulu?
- Suami : Ya sih, tapi kadang-kadang aja..
- Me : Kangen apanya nih? *curigation mode on*
- Suami : Ya kangen aja kalau pulang kerja, biasanya mandi, trus baca buku.. bla bla bla.. *matanya menerawang, ada binar bahagia sekaligus rindu di sana*
- Me : Trus, kalau lagi kangen gitu pengen nggak kembali ke masa lalu? Dan melepaskan apa yang udah dimiliki sekarang?
- Suami : Ya enggaklah. Setiap keadaan ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tinggal kita belajar mensyukurinya aja..
- Me : Hmm.. Kalo disuruh milih, lebih enak mana kehidupan yang dulu masih single apa yang sekarang, a? Kan dulu enak, lebih bebas.. *masih penasaran*
- Suami : Yang sekarang dong. Biarpun repot juga. Hahaha..
- Me : Wkwkwkw.. *melet*
Yes, always be grateful for what you have. Everything it is.
Good night, good people 🙂
~ Jakarta, August 2014.. it’s almost midnight and I’m still wide awake writing down these lines..
© aisyafra.wordpress.com
[ image source: Pinterest ]
Waaw mbak, ini ngena banget.
Ketika saya (alhamdulillah) masih dikasih waktu yg banyak dan bebas serta terhindar dr julukan jones.
Terimakasih atas tulisannya yg penuh pengertian :))
LikeLike
Alhamdulillah… masih dikasih banyak waktu untuk melakukan banyak hal. I feel you, heheu.
Thanks for reading ya, you are most welcome 😉
LikeLike
Suka baca blognya.. Nikah nya sama usia 24.. Anaknya 3.. 😝.. Anti yang di instagram chynatic ya umm?
LikeLike
Alhamdulillah. Wah iyakah? Jangan2 kita seumuran juga 😀
Iya, yg IG user chynatic ukht 🙂
LikeLike
Iya banget. Sesekali suka kangen nyetir sendiri kemana2 tanpa ada yg suka main buka-tutup jendela sembarangan.
Tapi keberadaan para krucil yg suka buka-tutup jendela mobil sesukanya itu justru yg bikin umminya gak ngantuk dan jauh lebih hati-hati lagi waktu nyetir… 🙂
LikeLike
in everything, there is always a brightside. always be grateful 🙂 makasih udah mampir, umm..
LikeLike
Ngena banget tulisannya mbak, masih muda ini mending #memperbaikidiri yang dilakuin. Izin reblog ya mbak…
LikeLike
Silakan mbak, semoga bermanfaat 🙂
LikeLike