Me vs Deadline

writing deadline

Saya suka menulis. Saya cinta menuangkan ide, gagasan dan mimpi-mimpi lewat tulisan. Tapi, saya ini paling nggak bisa kalo nulis dipatok deadline atau topik tertentu.

“Mbak, bisa minta tolong nulis tentang ini nggak?”

“Mbak, bisa selesai dalam waktu sekian hari, nggak?”

Kalo dikasih tenggat waktu atau batasan topik tertentu malah buntu saya. Kering ide, hehe.. Rasanya kayak semacam punya utang. Mau ngapa-ngapain nggak enjoy, karena ngerasa masih ada tanggungan. Kayak beban banget deh..

Hasilnya juga nggak maksimal (menurut saya). Kata-kata yang keluar nggak bisa ngalir gitu aja. Kurang leluasa jadi diri sendiri waktu menulis. Yup, memang nggak bisa kerja jadi jurnalis orang kayak saya gini. Yang nulisnya angot-angotan semau gue aja 😀

Beberapa saat lalu, saya diminta untuk mereview sebuah majalah anak-anak yang akan segera dilaunching. Jadi semacam dikasih ‘privilege’ untuk membacanya dalam bentuk digital. Eciee.. jadi buzzer dadakan nih ceritanya. Uhuk.

Qaddarallah saat itu saya sedang sibuk dengan printilan tugas rumah tangga dan pesanan jilbab yang sejibun banyaknya jadi nggak sempat-sempat mau duduk di depan PC. Sedang majalahnya saya download di PC karena size filenya lumayan besar. Jadilah tertunda terus nulisnya.

Nggak ditagih aja, saya ngerasa dikejar-kejar sesuatu. Apalagi ini ditagih terus, hadehhh.. Berasa hidup tak tenang, makan tak kenyang, tidur pun tak lelap. Halah. Dan setelah proyek itu rampung (hanya dalam beberapa jam saja pemirsah), rasanya lega pake banget.

Bye-bye deadline and welcome freedom!

Semua yang saya tulis di jurnal harian, blog pribadi maupun catatan ringan di sosmed serba mengalir spontan, tanpa rencana. Inspirasi itu kadang hadir di saat yang tidak terduga, di tempat di mana saya sulit untuk segera menuliskannya. It comes at the most unlikely place and time.

Misalnya pas lagi masak, waktu nyetrika, sedang dalam perjalanan di atas motor and believe it or not, ide tulisan itu muncul seringnya pas lagi nyuci piring. Aha! Ada yang punya pengalaman yang sama, mungkin? 😉

Pernah nulis jam 2 pagi gegara nggak bisa tidur karena ada yang masih ngganjel pengen ditulis. Begitu udah kelar, jebret, publish. Baru deh tenang.. Trus tidur dengan pules..

Alhamdulillah saya dikaruniai pasangan yang mengerti dan mendukung hobi ini. Walau tak suka menulis (katanya sih nggak bisa), blio sangat paham kalo saya udah asyik ketak-ketik di hape dan bilang,

“A, aku lagi ada yang pengen ditulis nih. Minta waktu bentar ya.. plisss tolong banget jangan diganggu. Kalo diganggu nanti bisa buyar idenya. Hehe..”.

Then he take care of the kids and leave me alone with my thoughts. Ah, that’s what I called romantic :’)

Bagi saya, ketika ide itu datang, harus langsung dituang, soalnya bisa keburu ilang. Waktu bisa dicari, disempet-sempetin, tapi yang namanya ide dan semangat, nggak datang dua kali.

Setiap orang punya cara dan gaya sendiri dalam menulis dan menuangkan ide. Ada yang justru lebih produktif di bawah tekanan, ketika waktu sudah mepet karena dikejar deadline. Dalam kondisi seperti itu, justru semua ide dan inspirasinya mengalir deras tanpa dibuat-buat.

Ada juga yang maunya gaya bebas macam saya gini. Yang kalo banyak dipesan ini itu atau diburu-buru, malah idenya makin mampet dan malah mogok di tengah jalan.

Everyone has their own uniqueness, their own writing style, their own personal way to express themselves. Lengkap dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. So which one are you?

Ini gaya menulisku, apa gaya menulismu?

~ Jakarta, awal November 2014… edisi‬ lega udah gak punya utang tulisan lagi XD

©aisyafra.wordpress.com

[ image source: Tumblr ]

Advertisement

4 thoughts on “Me vs Deadline

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.