Di dunia ini, tidak ada pernikahan yang sempurna, pun tidak ada suami atau istri yang sempurna. Salah satu kunci dari sebuah pernikahan bahagia adalah penerimaan tulus akan satu sama lain.
Tapi, menerima keadaan pasangan apa adanya bukan berarti mengabaikan kesempatan untuk saling menasehati dalam kebaikan dan memperbaiki diri.
Ketika kita mencintai seseorang, tentu kita mengharapkan kebaikan bagi dirinya. Kita tak ingin melihat pasangan kita susah. Kita ingin membahagiakannya, semampu kita, sejauh yang kita bisa.. selama tidak bertentangan dengan syari’at Allah.
Seorang suami atau istri yang baik, tentu akan berlapang hati dan berbenah diri jika ditunjukkan kekurangannya. Memiliki kekurangan adalah suatu hal yang wajar dan manusiawi, nobody’s perfect. There is no flawless relationship.
Namun, tiap orang memiliki standar masing-masing terhadap kata “penerimaan” dalam suatu hubungan.Read More »