A conversation with my eldest son after school..
- Harits: Mi, aku nggak jadi ikut ekskul Aikido. Maunya ikut Bahasa Arab aja.
- Me: Oh gitu.. Kenapa kok jadi ganti Bahasa Arab, bang?
- Harits: Nggak mi, aku pengen bisa Bahasa Arab soalnya aku mau jadi ustadz. Hehe..
- Me: Masya Allah.. Aamiin, mudah-mudahan nanti Harits kalo udah besar jadi ustadz yang shalih, berilmu, dan berakhlak mulia ya 🙂
Emaknya jadi mikir.. Anak ini harusnya masuk ke sekolah tahfizh kali ya, mengingat minatnya sangat besar dalam menghafal dan mempelajari ilmu diin. Minta dibeliin mushaf, buku-buku siroh nabi dan sahabat, pengen cepet khatam Juz Amma, dll.
Lesson? Sepertinya harus lebih jeli lagi membaca dan memperhatikan minat dan potensi anak. Menggali minat dan bakat mereka, memompa potensi mereka, mengarahkan kepada kebaikan, membuka mata mereka tentang dunia.
Bukan memaksanya untuk menjadi apa yang kita suka. Because every child has his own capabilities, his own desires, his own dreams.
“Children aren’t coloring books . You don’t get to fill them with your favorite colors.”
Barakallaahu fiik, Abang 🙂
~ Jakarta, end of October 2015.. because every child is special 🙂
© aisyafra.wordpress.com
[ image source: Tumblr ]
Huaaa… Salut malah pengen belajar bahasa Arab ya
LikeLike
Bunda Meutia, aku seneng baca tulisan-tulisan bunda teduh dan menenangkan hati. Tetap menulis ya bun.. aku bakal jadi pembaca setia 🙂
LikeLike
Alhamdulillah, terima kasih ya sudah berkunjung dan baca2 tulisan di blog ini. Insya Allah I will..
By the way, you have a nice and inspirative blog, too 🙂
LikeLike