Sesama pedagang itu, apalagi yang berteman baik di dunia nyata maupun maya, baik jualan offline maupun online.. Ahsan (sebaiknya) saling support, saling bantu dan saling memudahkan perniagaan saudaranya.
Bukan saling iri, dengki, saling sikut dan menjatuhkan. Apalagi sesama kawan yang sudah ngaji, harusnya lebih yakin.. Rezeki sudah diatur sama Allah. Tentu dengan saling memperhatikan etika dan adab dalam berdagang.
Jadi inget waktu jaman belum nikah dulu, sahabat dekat saya adalah seorang penjual pakaian muslimah jadi siap pakai, sedang saya seorang penjahit. Kalo lagi ngumpul sesama temen ngaji, sering saya dengar dia woro-woro promosi begini,
“Yang mau beli gamis ato jilbab jadi, monggo beli di aku . Tapi kalo mau jahitin, biar bisa request ukuran, bisa sama Tia. Sama kok bagusnya..”
Ngomong gitu sambil saya dirangkul. So sweet banget rasanya kalo diinget-inget. Padahal ya, dia jualan gamis lebih lebih dulu daripada saya gabung ke komunitas pengajian itu.
Alhamdulillah, jualan gamis sahabat saya itu lancar.. Jahitan saya juga selalu full. Bahkan berkat promosi darinya, biidznillah, saya dapat banyak pelanggan baru. Karena kami percaya, yang namanya rezeki nggak akan tertukar. Terlebih lagi sama sahabat sendiri..
“Sebagian orang mengira bahwa kesuksesan belum sempurna sebelum menjatuhkan orang lain, ini adalah sebuah kekeliruan. Kesuksesan itu hak semua orang, bahkan terkadang jalan menuju kesuksesan harus dilakukan dengan saling membantu bersama orang lain.”(via Twitulama)
Senangnya punya kawan yang tulus menghendaki kebaikan bagi kita, seperti juga kita menghendaki kebaikan bagi dirinya.
Miss you so, besties ❤
~ A throwback from Facebook post over a year ago.
© aisyafra.wordpress com
[ image source: Pinterest ]