Tulisan: Amal Jariyah atau Dosa Jariyah?

socmed

Benar rasanya, bahwa harus ekstra hati-hati ketika menulis di sosial media atau ruang publik. Harus lebih bijak memilah, mana yang perlu diposting dan mana yang tidak.

Harus lebih memperhatikan diksi dan narasi tulisan. Jangan sampai misleading dan membuat pembacanya gagal paham.

Do more research. Survey dan kepo sebanyak-banyaknya sebelum memposting sesuatu yang tidak kita ketahui dengan jelas duduk perkaranya. Sesuatu yang memang bukan keahlian kita.

Tulisan kita, bisa jadi amal jariyah ataupun dosa jariyah.

Tulisan kita, bisa benar, bisa salah. Bisa bermanfaat, bisa tidak. Bisa mengarahkan manusia ke jalan yang benar, bisa juga menyesatkan.

Terlebih jika kita berteman atau diikuti oleh banyak orang. The risks are much greater.

Semakin banyak yang memetik manfaat dari tulisan kita, tentu makin banyak pula pahala yang (insya Allah) kita raih. Tanpa kita sadari.

Demikian juga apabila semakin banyak yang tersesat akibat tulisan kita, tentu makin banyak dosa yang akan kita tumpuk. Tanpa kita sadari.

Terlebih jika postingan kita tersebut tersebar luas secara viral, dishare oleh banyak orang terus menerus.. Jika kebaikan yang disebarluaskan, alhamdulillah. Insya Allah sampai kita mati pun, pahalanya akan terus mengalir..

Namun bagaimana jika yang tersebar luas adalah keburukan? Diikuti oleh banyak orang, tanpa bisa kita cegah. Dan sebelum mati, kita tidak pernah meralat atau menghapusnya. Dapatkah kita bayangkan berlipatnya dosa yang kelak akan kita tuai di hari pembalasan?

Kita berlindung kepada Allah atas kebodohan dan kelalaian, juga atas kezhaliman yang tanpa sadar telah kita lakukan terhadap saudara seiman.

Akibat jemari kita.

Akibat kalimat-kalimat yang keluar dari lisan kita.

Akibat kurangnya kesadaran untuk mencoba turut merasakan apa yang mungkin dirasakan oleh saudara kita.

Akibat kurang terjaganya adab ketika bermuamalah dengan hamba Allah lainnya.

Akibat kekurang-ilmuan kita terhadap dien dan syariat Allah ini.

Mari tidak bermudah-mudahan bicara soal dien tanpa dalil shahih. Mari tidak bermudah-mudahan menetapkan hukum tanpa bertanya kepada yang lebih faqih. Mari lebih banyak belajar, agar tak selalu merasa paling pintar.

Saya nasehatkan kepada diri saya sendiri, yang dhaif ilmu dan iman ini..

Agar lebih baik mengatakan “wallahu a’lam” atau “tidak tahu” jika memang tidak tahu.

Agar lebih banyak membaca dan belajar, lagi dan lagi. Supaya makin merunduk dan tawadhu’, karena ciri khas orang berilmu adalah merendahkan hati dan tidak merasa lebih tinggi dari manusia lainnya.

Agar terus meluruskan niat, karena niat adalah sesuatu yang paling sulit untuk dikendalikan oleh hati manusia.

Tulisanmu, bisa jadi amal jariyahmu.. atau dosa jariyahmu.

May Allah always guide us along the straight path.

~ Jakarta, penghujung April 2016.. yang terlintas ketika menyimak riuhnya timeline FB beberapa saat lalu..

ยฉaisyafra.wordpress.com

[ image source: Google Images ]

Advertisement

10 thoughts on “Tulisan: Amal Jariyah atau Dosa Jariyah?

    • Betul sekali.. Narasi tulisan sangat mempengaruhi persepsi pembaca terhadap tulisan kita. Tapi kalo udah berusaha sebaik mungkin masih ada yang menanggapi beda, ya woles aja ๐Ÿ™‚

      Like

  1. Terima kasih share-nya yah, semoga yang kita tulis dan posting di blog kita masing-masing bisa menginspirasi pembacanya untuk kebaikan dan diridhoi oleh Allah Shubhanahu wa ta’ala, aamien.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.