Live Simply, Live Happy…

still happy

“I want to live simply. I want to sit by the window when it rains and read books I’ll never be tested on. I want to paint because I want to, not because I have something to prove. I want to listen to my body, fall asleep when the moon is high and wake up slowly, with no place to rush off to. I want not to be governed by money or clocks or any of the artificial restraints that humanity imposes on itself. I just want to be, boundless and infinite…” ~ Unknown

Buat saya, hidup yang tenang adalah hidup yang sederhana. Hidup tanpa banyak tuntutan, hutang, angan-angan dan keinginan yang tak ada habisnya. Simple and naturally flowing.

Kalau butuh dan memang mampu, ya beli. Kalau tidak butuh dan tidak mampu, ya tidak memaksakan diri untuk beli. Apalagi sampai pinjam dan berhutang sana-sini.

Hidup penuh hedonisme itu menyiksa. Lifestyle harus serba kekinian itu melelahkan. Jadi pemuja barang branded alias bermerk itu membutakan mata hati dan akal sehat.

Betapa banyak manusia yang rela berbuat apa saja, termasuk menindas manusia lainnya hanya demi memenuhi nafsunya yang tak akan pernah terpuaskan?

Betapa banyak manusia yang saking inginnya eksis dengan barang-barang branded, sampai tak malu berhutang sana sini dan enggan untuk melunasinya?

Betapa banyak manusia yang menghalalkan segala cara untuk hidup dengan limpahan materi, sanjungan manusia, prestise dan kemewahan?

Tak peduli lagi halal haram. Mau jujur hasil kerja keras sendiri, bermudah-mudahan dalam berhutang, sengaja menipu atau korupsi, tak masalah. Asal hasrat duniawinya terpuaskan.

Hiduplah yang wajar, bergayalah sesuai kemampuan. Tak perlu bergaya kekinian di luar kesanggupan. Jadilah manusia yang teguh dalam prinsip, tidak mudah terbawa arus. Biarlah dibilang kudet dan ndeso, asal hati ini tenang. Jauh dari kebisingan generasi milenial yang melelahkan.

Jangan mau jadi budak materi yang mendewakan hawa nafsu. Merancang hidup seindah mungkin hanya demi decak kagum dan pujian manusia lainnya. Bahagia sebatas konten feeds sosial media, sedang jauh di lubuk hati, justru merasa tersiksa.

live simply

Jujurlah jadi diri sendiri. Inilah saya, apa adanya. Dan inilah gaya hidup saya, like it or not. Saya tak ingin mengubah gaya hidup saya hanya untuk dicap keren, gaul dan kekinian. Atau agar “dianggap” dalam sebuah circle pertemanan.

Jika ada komunitas yang menuntutmu untuk menjadi orang lain dengan menanggalkan jati dirimu, maka dapat dipastikan itu bukan tempat yang tepat untukmu. Masih banyak komunitas lain yang bermanfaat dan mendukungmu untuk jujur menjadi dirimu sendiri.

Sederhana itu lebih baik, lagi lebih menenangkan. Selain itu, lebih ringan hisabnya di hari kiamat kelak. Somesay, life is really simple, but we insist of making it complicated.

Hakikat harta dunia bagaikan air laut. Semakin banyak diminum, bukan makin hilang dahaga, namun akan makin haus terasa Begitu juga dengan dunia, makin berlipat jumlah bilangan, makin gelisah.

Serakah dan rakus adalah sifat manusia. Diberi emas satu gunung Uhud, maka ia terus menginginkan lebih dan lebih. Tak pernah cukup. Tak pernah bersyukur dengan apa yang ada.

Apapun nikmat yang ada dalam genggaman saat ini, cobalah untuk mensyukuri. Jangan terus menengok ke rumput tetangga yang selalu terlihat lebih hijau. Padahal belum tentu seperti itu kenyatannya.

Bukankah Allah berjanji, barangsiapa yang bersyukur, maka akan Allah lipatgandakan nikmatNya. Dan barangsiapa yang kufur lagi lalai, maka siksa Allah sangat pedih.

Betapa banyak mereka yang berharta tapi tidak merasa puas dengan hartanya. Selalu merasa kurang dengan yang ada. Semakin bertambah hartanya, semakin gundah hatinya.

Boleh jadi karena hilangnya keberkahan dari hartanya, dikarenakan tidak didapat dengan cara yang halal. Betapa banyak pula mereka yang diberikan sedikit saja bagian dari harta dunia, tapi hidupnya tenang dan selalu merasa cukup dengan yang ada.

Boleh jadi, karena walaupun sedikit, hartanya berkah dan berasal dari yang halal. Bukankah rezeki itu tidak hanya soal banyaknya, tapi yang jauh lebih penting, adalah nilai keberkahannya?

“Tidaklah kelapangan rezeki dan amalan diukur dengan jumlahnya yang banyak, tidaklah panjang umur dilihat dari bulan dan tahunnya yang berjumlah banyak. Akan tetapi, kelapangan rezeki dan umur diukur dengan keberkahannya.” (Al Jawabul Kafi karya Ibnu Qayyim, 56)

An honest and simple life, is a happy life. Makin sederhana keinginan kita, makin ringan langkah ini terasa. Tak perlu muluk-muluk untuk merasa bahagia. Karena bahagia tak mesti terukur dari nominal angka. Tapi bahagia itu letaknya di sini, di dalam hati. We just need to look inside more…

~ Jakarta, August 2017.. to remind myself when I forgot to be thankful..

© AISYAFRA.WORDPRESS.COM

[ image source: Pinterest ]

Advertisement

5 thoughts on “Live Simply, Live Happy…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.