Plagiasi atau Terinspirasi?

“If you want to be original, be ready to be copied.” ~ Coco Chanel

There is a fine line between being inspired and being a copycat.

Terinspirasi dengan menjiplak sangat berbeda. Menjiplak, hasil akhirnya biasanya hampir sama persis. Sedang terinspirasi, bisa jadi sumber ide sama, tapi eksekusi dan hasil akan sangat berbeda.

Terinspirasi lebih cenderung pada mengamati hasil karya orang lain, lalu memasukkan ide atau gagasan baru sehingga muncullah sesuatu yang baru. Itulah yang membedakan antara plagiasi dan terinspirasi. Hasil akhirnya.

Misalnya satu ide dieksekusi oleh beberapa orang, pasti hasil akhirnya tidak ada yang sama persis. Jika ada yang sama persis, atau polanya selalu meniru orang lain, bisa dipastikan salah satu menjiplak dari yang lainnya.

Lucunya, kalau cuma satu dua kali melakukan sesuatu yang ngakunya “terinspirasi” mungkin masih bisa ditolerir. Tapi kalau berkali-kali, sangat sering, bahkan polanya selalu seperti itu…

Tiap orang lain bikin sesuatu yang baru (dan dianggap keren) langsung diikuti, dijiplak, ditiru sama persis hampir tak ada beda. Bahkan dengan terang-terangan menyandarkan hasil jiplakannya itu pada dirinya sendiri, tanpa menyertakan referensi apapun..

Maka bisa dipastikan si peniru memiliki jiwa plagiat, pencuri, dan tanpa rasa malu terus melakukan aksinya dengan dalih “terinspirasi” 😊

Plagiarisme itu kejahatan. Dan tindakan plagiarisme serta pencurian karya ini bukan hanya dilakukan oleh mereka yang tingkat pendidikannya rendah, lho. Teman saya pernah bercerita, seorang oknum dosen di kampusnya pernah melakukan penjiplakan karya tulis mahasiswanya sendiri. Miris…..

Jadi ingat kata-kata seseorang,

“Mereka yang hobi plagiat padahal berpendidikan tinggi itu, kira-kira pas kuliahnya dulu bikin tugas dari usaha dan kerja keras sendiri apa njiplak punya orang lain ya? Kok rasanya diragukan gitu lho, keasliannya..”

Eh, bener juga ya 😀

Orang yang memiliki mental plagiat dan jiwa copy-paste, daya paham dan tingkat kreatifitasnya bisa dipastikan sangat terbatas. Ia tidak bisa mengembangkan sebuah ide dan gagasan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan otentik.

In my opinion, orang yang hobi mencontek dan memplagiat hasil karya orang lain, or for short, a copycat…

Ia telah merendahkan dan meremehkan dirinya sendiri. Ia tidak yakin akan kemampuannya, sampai harus meniru gaya dan mencuri karya orang lain. Pribadi yang miskin kreativitas dan identitas.

Atau bisa jadi, ia sengaja memilih jalan pintas dan instan untuk terkenal atau menghasilkan sesuatu. Tak mau bersusah payah menggali ide dan menciptakan sesuatu yang baru, jadilah bisanya cuma menjiplak dan meniru without giving credit at all. Imitation, is truly the sincerest form of laziness.

Hanya penghasil karya sungguhan yang memahami betapa sakitnya ketika hasil desain atau karyanya dijiplak. Sedihnya lagi, ketika ia memprotes tindakan tak terpuji tsb, sebagian orang justru menyalahkannya, menuduhnya overreacted dan tidak ikhlas.

Bagi kalian-kalian yang dengan entengnya mencuri hasil karya orang lain tanpa menyertakan sumber, meniru dengan dalih “terinspirasi”..

Bahkan menganggap mereka yang protes ketika karyanya dijiplak sebagai pihak yang lebay, kurang ikhlas, dan gemar meributkan hal nggak penting..

Saran saya, cobalah sesekali kalian bikin karya, entah gambar atau tulisan. Karya yang orisinil dan murni ya, bukan hasil jiplakan. Kalian akan tahu rasanya seperti apa ketika karya kalian dijiplak tanpa menyertakan sumber sama sekali.

Kreativitas akan melahirkan style dan ciri khas. Sesuatu yang tidak dapat ditemui dalam karya orang lain. Sebuah pola yang konsisten, tidak berubah, dan mudah dikenali orang lain. Sebuah identitas yang justru membuatnya unik dan outstanding.

Di dunia yang serba copy-paste ini, karya bisa dicuri, namun ide dan kreativitas tidak. Innovate, don’t imitate. Be influenced, but don’t steal. Always proud to be yourself, the uniquely you.

~ Jakarta, end of March 2018.. you were born original, don’t die a copy.

© AISYAFRA.WORDPRESS.COM

[ image source: Pinterest ]

Advertisement