“Friends are like stars, they come and go, but the ones that stay are the ones that glow.” ~ Unknown
Ketika kau tengah bersuka cita dengan hidupmu, mereka yang kausebut “teman” selalu ada di sampingmu, siap mendampingimu kapanpun dan dimanapun. Tapi tidak semua orang tetap setia berada di sana saat kau ditimpa musibah dan dihujani fitnah.
Ketika kau tengah berada di puncak dunia, bahkan yang hanya sekadar mengenalmu sepintas lalu pun mengaku-ngaku dekat denganmu. Sedang saat kau terpuruk, mereka seolah lupa padamu bahkan berpura-pura tak mendengar ketika namamu disebut.
Mencari teman di saat susah itu susah, sedang mencari teman di kala mudah itu mudah. Mencari teman yang tulus dan menerima kita apa adanya, tak pernah sesulit mencari teman yang menerima kita karena ada maunya.
It’s true that hard times always reveal true friends. Bersyukurlah ketika mereka yang kausebut teman, selalu berada di sampingmu dalam susah dan senang, suka dan duka. The ones who never leave and always have your back, no matter what.
“Jangan pernah melupakan orang-orang yang membantu saat kita sedang dalam kesulitan besar. Teman-teman sejati.
Juga jangan pernah melupakan orang-orang yang justeru pergi menjauh, apalagi bersedia membantu, sama sekali tidak mau, saat kita dalam kesulitan besar. Teman-teman palsu.
Dan tentu saja, jangan pernah melupakan orang-orang yang membuat kita dalam kesulitan besar tersebut. Dimaafkan iya, dilupakan jangan pernah.
*nasehat lama ini mungkin bermanfaat.”
~ Tere Liye
Appreciate the ones who choose to be on your side when no one else did. Pertahankan mereka yang memilih untuk tetap tinggal di sisi kita setelah semua badai yang memporak-porandakan hidup, karena menemukan orang-orang seperti mereka, tidaklah mudah.
Saat-saat kritis dalam hidup adalah titik balik untuk menemukan jati diri, sekaligus menemukan siapa sebetulnya mereka yang mengaku teman sejati. Ujian dan kesulitan hidup adalah saringan alami, seleksi alam untuk menentukan siapakah sahabat yang sebenarnya.
Yang ingin membersamai kita dalam kesenangan sangatlah banyak. Namun, yang selalu setia mendampingi dalam ups and downs hari-hari kita, pahit getirnya takdir kita, mungkin hanya bisa dihitung oleh jari. So never let them go.
Jangan pernah menyia-nyiakan, melupakan, mengganti posisi mereka di hati kita, simply because.. We think, we just don’t need them anymore. We can easily replace them with somebody new. Karena jiwa-jiwa yang tulus seperti mereka, sangat langka adanya.
They’re the real MVP ❤
~ Jakarta, end of April 2018… a friend in need and deen, is a friend indeed..
© AISYAFRA.WORDPRESS.COM
[ image source: Pinterest ]
Ka izin saya mau nanya, sebelumnya afwan klo ini keluar dri topik. Beberapa jam lalu saya dengar dri salah satu ustadz yg bergelar hafidz beliau mengatakan bahwa mengupload foto bagi akhwat itu termasuk dalam dosa jariyah. Nah dlm hal ini intinya kan wajah wanita itu termasuk dalam aurat. Lantas bagaimana dg para akhwat yang berkerja sbg jurnalis atau reporter yang mana wajah mereka seringkali di ekspos oleh media dan selalu di konsumsi oleh masyarakat? Trs bagaimana hukumnya dg foto ktp? Foto ijazah? Afwan ka saya kepo begini. Karena saya slalu pnasaran dg hal yg beginian.
Dan lagi jika memang wajah akhwat itu termasuk aurat, lalu mengapa beberapa ulama mengatakan sunnah menggunakan cadar? Bukannya menghukumi wajib? Mungkin smpean tau jawabannya? 🙏
LikeLike
Ada perbedaan pendapat ulama di situ. Bagi yang berpendapat bahwa wajah termasuk aurat maka mewajibkan cadar. Bagi yang berpendapat wajah bukan aurat maka tidak mewajibkan. Setau saya ini termasuk khilaf yg mu’tabar, artinya ini adalah perbedaan pendapat yang sama2 kuat dalilnya. Dalam hal seperti ini maka yang mengambil satu pendapat tidak boleh menyalahkan yang mengambil pendapat lainnya. Wallahu a’lam.
Untuk pertanyaan lainnya bisa ditanyakan ke ustadz2 yg berkompeten. Lewat konsultasisyariah.com misalnya.
LikeLiked by 1 person
Wah syukron buat pencerahannya 🙏 , kira – kira para ustadz yang menjawab pertanyaan di website konsultasisyariah.com apakah mereka mengikuti salaah satu dari 4 mahdzab? Bukannya apa, karena saya buat antisipasi saja jikalau beliau beda aliran atau mahdzab yang saya pegang selama ini 🙏
LikeLike
bisa dicek sendiri langsung di websitenya. Yang pasti ustadznya tidak fanatik, jika satu madzhab dalam satu perkara memiliki dalil yang lebih kuat itulah yang diambil. Jika di permasalahan lainnya adalah madzhab lain yang lebih dekat kebenaran maka itulah yang diambil.
After all seorang muslim hanya boleh fanatik pada kebenaran yang dibawa Rasulullah, bukan pada madzhab kan.
Para imam madzhab juga tidak ingin pengikutnya fanatik, jika ternyata pendapat yang mereka ambil keudian salah maka mereka memerintahkan untuk mengambil pendapat yang benar.
Dan bagusnya lagi, penjelasan konsultasisyariah sudah semacam disederhanakan agar bisa dipahami oleh orang awam dan bisa dilaksanakan. Tidak berpanjang lebar.
LikeLiked by 2 people
Iya mengikuti rasulullah itu emang wajib, tapi kan ada beberapa perkara yang hukumnya pun kurang jelas meski sudah dijelaskan oleh rasul hukumnya bagaimana, tentunya butuh kajian lebih dalam juga untuk mengerti hukum suatu perkata. Tidak harus asal comot hadist atau quran tanpa hrs mentafsirnya lebih dalam. Yah, tapi terima kasih atas sarannya 🙏
LikeLike
Iya memang benar harus selektif
LikeLike