A Friend Indeed…

Kita pasti punya teman (sesama mamak-mamak) yang kita ngerasa nyamaaan banget cerita apa aja. Dari mulai hal-hal receh sampai yang dalem banget. Teman rasa saudara.

Teman yang kita bisa saling jujur satu sama lain. Teman yang apa adanya, tampil asli tanpa polesan, tanpa mencitrakan hidup yang serba perfecto.

Bersamanya, kita bebas jadi diri sendiri. Kita merasa dihargai, dicintai, didengarkan, diterima, unconditionally. Nggak perlu syarat dan ketentuan berlaku.

Kita juga nggak perlu repot-repot pura-pura. Pura-pura bahagia, pura-pura nggak tersinggung, pura-pura nggak ada apa-apa padahal ada apa-apa. Anti jaim-jaim club.

Teman kita ini, tahu banget segala kelebihan dan kekurangan kita. Sisi paling nyebelin dari diri kita. Tapi mereka nggak pernah pergi dari sisi kita, no matter how messed and flawed we are.

Teman kita ini, tahu betul kapan kita sedang bersedih.. Meski bibir kita mengucap, “I’m okay, nggak ada apa-apa kok guyss..”, tapi mereka tahu persis that we are really not okay.

Teman kita ini, paham betul bagaimana meredakan suasana hati yang tengah bergejolak. They don’t speak a single word, but they choose to stay and sit with us, here in the dark. They listen to what is not being said, and understand what is not explained.

Teman kita ini, sangat menghormati keputusan yang kita buat. Mereka hanya memberi masukan dan saran, tanpa memaksa, apalagi menghakimi. Less judging, more understanding.

Teman kita ini, tetaplah orang yang sama di depan dan di belakang kita. Mereka tidak suka bergosip tentang kita. Tidak suka mencari aib dan kelemahan kita untuk menjatuhkan kita.

Teman kita ini, tidak langsung percaya apa yang dikatakan orang lain tentang kita. Mengapa? Karena ia sangat mengenal siapa kita. Ia akan bertanya dan tabayyun langsung pada kita, bukan serta merta menelan mentah-mentah apa kata orang lain.

Teman kita ini, adalah jiwa-jiwa yang tulus tanpa pamrih. Mereka bahagia ketika kita berbahagia, turut merasakan sedih ketika kita bersedih, dan bukan sebaliknya. Mereka suka tertawa bersama kita, bukan menertawakan kita.

Teman kita ini, teman yang sejati. Tidak suka berkata dusta demi menyenangkan hati kita. Tidak suka kita terus menerus tenggelam dalam kesalahan, maka mereka hadiahkan nasehat sebagai tanda cinta.

Jika kita punya teman yang modelnya kayak gini, genggam erat-erat dan jangan pernah lepaskan walau sekejap. Di tengah manusia-manusia super fake yang mendekati kita hanya karena ada maunya, jenis teman seperti ini amat sangat langka.

Mencari teman saat kita tengah berada di puncak dunia, tidaklah sesulit mencari teman yang setia membersamai kita dalam segala keadaan. Terlebih di saat hidup terasa sulit, dan hati terasa sempit. Hard times always reveal true friends.

To all my dearest friends, the old and new, no matter how far you are right now.. Thank you for always be here when nobody else does. It’s truly a priceless gift to have people I can always count on.

I love you, and always do ❤

~ Jakarta, almost midnight during the summer heat, July 2018… less judging, more loving, more understanding, that’s what friends are for ❤

© AISYAFRA.WORDPRESS.COM

[ image source: Pinterest ]

Advertisement

5 thoughts on “A Friend Indeed…

  1. teman seperti itu, biasanya, meski lama gak ketemu atau tinggal berjauhan, seperti tetap berkomunikasi. mungkin namanya memang terselip dalam doa-doa kita 🙂

    Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.