“Lidah seseorang dapat menggambarkan bagaimanakah hatinya.” — Ibn Qayyim al Jawziyyah
Ketika tengah membuka sosial media atau portal berita di internet lalu menelusuri kolom komentar, seringkali saya menemukan kalimat-kalimat seperti ini..
“Lidah seseorang dapat menggambarkan bagaimanakah hatinya.” — Ibn Qayyim al Jawziyyah
Ketika tengah membuka sosial media atau portal berita di internet lalu menelusuri kolom komentar, seringkali saya menemukan kalimat-kalimat seperti ini..
“If you want to earn more, learn more.” – Zig Ziglar
Hari gini, udah 2019, jaman smartphone bukan lagi barang mewah, masih ada aja orang yang nanya gini,
“Mbak, ambil barang dari mana? Boleh minta kontak supplier/agennya?”
Kita jawab supaya beli aja di kita, dianya ogah. Maunya langsung dari supplier biar dapet untung GEDE.
“She was so much better at being alone; being alone came more naturally to her. She led a life of deliberate solitude, and if occasional loneliness crept in, she knew how to work her way out of that particular divot. Or even better, how to sink in and absorb its particular comforts.”
― Cynthia D’Aprix Sweeney
A long long time ago, saya pernah sekilas mendengar curhatan seseorang pada temannya. Yang intinya, ia nggak suka banget harus melakukan sesuatu sendirian. Atau bersendirian dalam waktu yang lama.
“Kalau bisa rame-rame (ditemani) kenapa harus sendirian? Bingung juga kan kalau sendirian mau ngapain.. Iseng, tau.”