Mute, Unfollow, Delete, Block

“Have you ever unfollowed certain people on social media and realized how much better your life is without seeing what they’re up to?”

Just a random thought.. Pernah terpikir nggak.. Ketika kita main sosmed, kenapa selalu ada fitur mute, hide, unfollow, dan block?

In my opinion, the main purpose is to make us feel at ease and comfortable. Tak lain dan tak bukan supaya penggunanya merasa betah dan nyaman menghabiskan waktu di dalamnya.

Ya simply karena kita memang tidak diciptakan untuk cocok dengan semua orang. Dan ketika ketidakcocokan itu terjadi, kita bisa menggunakan fitur-fitur di atas untuk keep scrolling and stay comfortable.

Saya sendiri menganggap bahwa sosial media adalah semacam rumah. Tempat di mana kita (seharusnya) merasa aman, nyaman, dan tenang tanpa gangguan berarti. Tempat di mana kita bebas jadi diri sendiri.

Seharusnya…

Tapi terkadang kita udah anteng “stay at home”, nggak pernah ganggu atau kepo sama hidup orang lain.. Teteeup aja ada yang ngerusuh di lapak kita. Bikin kita nggak nyaman dengan perkataan atau perbuatannya.

Then what should we do? Sure we wish we can kick them out, immediately. But in fact, it’s not as easy as we want.

Terkadang, kita ngerasa nggak nyaman ketika buka beranda sosmed kita sendiri. Ada aja postingan orang yang bagi kita kurang berkenan. Atau komentar yang bikin kita kesal dan nggak enak hati.

Kalau orang yang nggak dikenal, gampang aja kan tinggal unfollow atau unfriend. Tapi kalau yang berbuat demikian adalah teman, tetangga, kolega, atau bahkan family member.. Tentu nggak akan semudah itu untuk di-kick dari list pertemanan.

Dear darling, you should try to press the mute, hide, and unfollow buttons. Just try it once and see the difference.

Selain alasan kenyamanan, fitur-fitur tersebut juga bermanfaat untuk melindungi privasi penggunanya. Kita bebas menyaring dan menentukan apa yang kita lihat dan siapa saja yang bisa melihat apa yang kita bagikan.

I’ve discovered the advantage of those features since years ago. Zaman ketika mengeluarkan seseorang dari friendlist atau memblokirnya disebut sebagai tindakan yang childish, bahkan termasuk memutus ukhuwah dan silaturrahmi.

Saya sih nyengir aja. Ya itu kan menurut mereka, kalau menurut saya sih nggak gitu, tuh. Hehe.

Coba dipikir-pikir..

Buat apa hampir semua platform sosial media menyediakan fitur-fitur tersebut kalau bukan untuk memberi kenyamanan pada penggunanya? Apa cuma buat pajangan atau keren-kerenan aja?

Ya daripada karena kesal atau baper sama satu orang trus mutung nggak mau main sosmed lagi, mending dikasih solusi dong biar tetap betah. Demikian prediksi sotoy sederhana saya. Ahaha.

Berlaku juga untuk messaging app seperti Whatsapp, Line, Telegram, etc. Filter siapa aja yang bisa lihat update status dari kita. Atau buat yang levelnya udah gengges abis, sok atuh diblock biar nggak bolak balik bikin kita nggak nyaman.

Bagi saya sendiri, unfriend-unfriended, mute-muted, block-blocked itu udah hal yang biasa. Jamak dan lazim banget dilakukan oleh semua pengguna sosial media. Termasuk saya dan mereka yang ada di daftar pertemanan saya.

Jadi ketika ada teman yang punya hard feeling atau nggak nyaman dengan postingan atau komentar saya, seringkali saya bilang, “Monggo di-hide atau unfriend aja..”

Insya Allah nggak bakalan baper saya mah. Enelan deh. Wong unfriend atau block itu hak tiap pengguna sosial media, kok. Jadi ya sah-sah aja.

Some people say that blocking someone in social media is a selfish act. I don’t think so. When we choose to filter our circle, that means we are mature enough to take control of our mental health and wellbeing.

We realize we have the power to no longer let others determine how we feel and say. We bravely say “no” to any negativity, harmful content, and useless battle because we know what truly we deserve.

Ketika ada postingan teman yang bikin kita jengah dan nggak nyaman..

Ketika ada seseakun yang terang-terangan nggak suka pada kita dan berusaha mengganggu kita..

Ketika ada random people yang kita kenal aja nggak, ujug-ujug nulis komentar yang nggak enak dibaca..

Ketika ada certain topic yang wira wiri muncul di feeds dan kita sama sekali nggak tertarik buat kepo apalagi jump into it..

Just skip-skip and keep scrolling on. Use those buttons if you need.

Dan ketika udah dirasa melelahkan banget and you can’t deal with too much toxicity at the same time..

Leave and go detox yourself from social media. Have some real time with real people, then come back later. Disconnect to reconnect.

Seperti halnya real life, online world could be stressful enough to handle. Di dunia nyata ataupun maya yang penuh tipu-tipu, selalu ada orang-orang atau lingkungan yang nggak baik dan nggak cocok buat kita. And that’s okay.

Let’s cut to the chase – you just aren’t everyone’s cup of tea. You are not designed for everyone to like you. And the good news is, it’s okay and you don’t have to care.

Birds of a feather flock together. Kita cenderung berkumpul dengan mereka yang sama dan satu frekuensi. People who share similar values, interests, and point of views.

Nggak perlu kita memaksakan diri untuk fit in di sebuah circle atau lingkungan yang nggak sesuai dan bukan kita banget. Apalagi sampai mengubah jati diri supaya bisa diterima dan menjadi bagian dari mereka.

The more you try to fit in the society, the less authentic you become.

Saya termasuk individu yang berprinsip lebih baik sendiri daripada harus berbaur dengan mereka yang bikin saya merasa nggak nyaman. Being surrounded by the wrong people is the loneliest thing in the world.

“Avoid people who mess with your head. Avoid people who intentionally and repeatedly do and say things that they know upsets you. Avoid people who expect you to prioritise them but refuse to prioritise you. Avoid people who can’t and won’t apologise sincerely. Avoid. Avoid.”

Take the note, nggak baik bukan berarti harus dimusuhi. Nggak cocok bukan lantas kita benci. Nggak nyaman belum tentu dia toxic buat kita. Begitu juga sebaliknya.

Mungkin memang nggak sefrekuensi aja. So no matter how hard we’ve tried, it wont work. Daripada timbul gesekan-gesekan yang bikin suasana nggak enak, kenapa nggak dihindari aja?

So, daripada terus makan hati dan bawaannya males tiap mau buka sosmed karena harus ketemu atau bersinggungan dengan orang-orang yang kita nggak suka..

Coba deh sesekali bersih-bersih timeline. Pilah pilih mana yang perlu dipertahankan, dihapus dari pertemanan, atau cukup di-hide atau unfollow aja. For the sake of our mental health.

Every effort to stop toxicity from reaching us is a form of self care and self respect. If they don’t give you the same energy you give, then it’s not worth it.

Delete and block the negative careless selfish people from your life, live your own, relax, and enjoy. Always protect your peace of mind at all costs.

Have a great weekend!

~ Cirebon, one rainy afternoon of February 2022.. learn to leave the table if respect is no longer being served.

© AISYAFRA.WORDPRESS.COM

[ image source: Pinterest ]

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.