Ketika membuka feeds FB pagi ini, saya menemukan satu tulisan yang sangat menggugah dan cukup mewakili perasaan saya selama ini. Berikut kutipannya…
“Istri yang Mudah Dibahagiakan”
Selain dikenal sulit dimengerti, sebagian wanita kabarnya juga sulit dibikin bahagia. Mungkin ini soal kelas juga ya Gan, saya sebagai pria kelas bulu, tentu standar bahagianya beda dengan wanita yang datang dari kelas tembaga.
Ada wanita yang standar bahagianya dengan rutin ditransfer. Transferan menjadi poin maha penting untuk bisa membuatnya tersenyum gembira. Ada yang bahagia dengan diajak jalan-jalan ke luar negeri. Dengan dibelikan aset, dikasih kado city car berwarna pink metalik.
Tapi ada juga wanita yang begitu mudah dibahagiakan. Hanya dengan suaminya pulang pada jam yang tepat. Dengan diajak beli popok anak ke minimarket, atau dengan diajak berkunjung ke rumah orang tuanya.
Bahagia itu soal rasa. Mahal. Tidak terbeli.
Maka bersyukurlah jika Agan dikaruniai istri dengan ambang bahagia yang begitu rendah. Mudah dibahagiakan. Ini emas, Gan. Kilaunya sepanjang masa…
Membacanya, saya seperti menyimak isi hati sendiri. Tentang makna bahagia bagi seorang istri. Standar bahagia yang sederhana, tanpa harus bersusah payah dalam mengusahakannya.
Bagi tiap wanita, arti bahagia tentu berbeda-beda.
Ada yang harus diberi barang-barang mahal, kendaraan mewah, dan diajak pesiar ke berbagai tempat dulu baru merasa bahagia.
Ada yang diajak jalan-jalan cari makan di angkringan pinggir jalan, ditemani berbelanja di pasar swalayan dekat rumah, atau dibelikan buku incaran di toko buku langganan, sudah merasa bahagia.
Wanita, termasuk saya *ehem :p memang kadang terkesan sulit dimengerti, tapi di lain sisi ia juga mudah untuk dibahagiakan. Andai tiap lelaki mengenali betul wanita yang dinikahinya, tentu ia akan tahu, hal kecil apa saja yang dapat membuatnya bahagia.
“But luxury has never appealed to me, I like simple things, books, being alone, or with somebody who understands.” ― Daphne du Maurier
Bagi saya sendiri, makna bahagia itu sederhana. Dari sesuatu yang tampaknya tak berarti dan sangat sepele. It’s just some little things, but means a lot to me.
Alhamdulillah, bahagia versi saya itu…
Diajak jalan ke taman dekat rumah aja udah happy, meski hanya beli jajanan murmer atau malah sengaja bawa bekel dari rumah biar hemat..
Atau rutin datang kajian tiap akhir pekan bareng anak-anak..
Atau dibantu mengerjakan tugas-tugas rumah..
Atau dibelikan makanan kesukaan yang harganya tidak seberapa..
Atau dibawakan bunga boleh metik di pinggir jalan sepulang kerja..
Atau merasa terjaga dan terlindungi saat berada di sisinya…
Atau didengarkan ketika hati ini ingin meluapkan rasa..
Atau dipahami tanpa harus berkata-kata..
Bahagia itu sederhana, ketika kita bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang kita punya, bukan dengan apa yang kita inginkan. Mengutip satu kalimat dari artikel di atas…
“Bahagia itu soal rasa. Mahal. Tidak terbeli.”
❤
~ Jakarta, November 2016.. for everything you do for me, I just wanna say thank you..
© aisyafra.wordpress.com
[ image source: Tumblr ]
Masya Allah ukh…This is exactly what I was been through this morning, a very simply happiness..What a feeling. Alhamdulillah. Ijin share yak ukhty.. Jazakillah khairan…
LikeLike
Silakan ukhti.. Fa anti jazakillaah khayraa 🙂
LikeLike