Gadhul Bashar dan Rasa Cukup

Pagi ini ketika membuka timeline Facebook, saya dibuat sangat terhibur oleh status Ustadz Abduh Tuasikal berikut ini:

“Ada yang bertanya ke redaksi rumaysho:
Ustadz, bagaimana, suami saya ingin saya dandan ala jepang-jepang. Bagaimana pendapat Ustadz?
Padahal saya sudah dandan menarik untuk suami.

—

Ini seandainya Mas Joko, saya akan beri jawaban:
Mas Joko, kamu terlalu banyak nonton Lee Min Ho 😉

Joko menjawab:
Ustadz, Lee Min Ho itu Korea, bukan Jepang 😅”

Yang Menjaga untuk yang Terjaga

Beberapa waktu lalu, sebuah DM masuk ke inbox saya.

“Assalamu’alaikum.. Mbak afwan, aku mau minta saran dan pertimbangan..

Saat ini aku sedang proses (ta’aruf) dengan seorang ikhwan. Alhamdulillaah kami merasa ada kecocokan, walau mungkin masih banyak hal yang perlu aku ketahui tentangnya. Kami baru sampai tahap nadzor, belum ada rencana kapan khitbah.

Niqab vs Tabarruj

A long time ago…

Saya pernah dapat hadiah bros cantik dari kantor suami. Warna hijau emerald muda dan kuning gold. Model bros yang biasa disematkan di khimar.

Cantiknya masya Allah, ngalah-ngalahin bros yang dipakai waktu walimah dulu. Kelihatan lebih mahal pula harganya.

Untukmu, Sang Perempuan Pemalu

Di saat kawan-kawanmu sedikit demi sedikit mulai berani menampilkan sosok diri mereka di sosial media…

Dengan alasan dakwah, menebar inspirasi, ikut arus kekinian, atau selainnya…

Respect, Not Lust

“You’re born being worthy, and that’s a message a lot of women need to hear. ” ~Unknown

Di antara prinsip hidup yang selalu saya pegang teguh sejak masih remaja:

Jangan jadi wanita yang gampang tergoda dan suka menggoda.

Jangan jadi wanita genit yang miskin rasa malu dan harga diri.