Sore ini saya turut menyimak riuh komentar para ummahat di status seorang kawan di Facebook, mbak Rika, tentang biaya masuk masing-masing sekolah dasar, terutama SD Islam yang sudah sesuai sunnah.. Ada yang komennya tentang biaya masuk bikin jawdropped alias melongo, ada yang biayanya terhitung sedang-sedang saja, ada juga yang termasuk murah banget.
Well, kita nggak tahu juga sih kenapa tiap sekolah biaya masuknya beda-beda. Mungkin ada perbedaan fasilitas, kualitas dan segmen konsumen. Orang bilang, ada rupa ada harga. Walau mungkin ada juga yang overpriced alias kemihilan. We’ll never know.
Dua anak saya, Alharits dan Aisyafra, tahun ini masuk TK dan SD sunnah -insya Allah- secara bersamaan, kebayang dong puyengnya si pemilik dompet. Hahaha.. Tapi insya Allah di hati ini selalu ada keyakinan: RIZKI MINALLAH..
Tiap anak terlahir ke dunia dengan membawa rezekinya masing-masing. Tinggal kita sebagai orang tua, terutama ayah, memaksimalkan usaha, pantang menyerah dan memasrahkan hasilnya dengan penuh rasa tawakkal kepada Allah Ta’ala.
Biaya sekolah tiap tahun pasti naik. Gimana ya cara menyiasatinya? Salah satu cara yang saya dan pasangan sepakati untuk mempersiapkan pengeluaran ketika anak mulai masuk sekolah adalah menganggarkan khusus dana pendidikan setiap bulannya. Jadi sejak si sulung Harits masih bayi, kami menyisihkan sedikit dari penghasilan di sebuah rekening khusus. Kami menyebutnya tabungan pendidikan.
Nominalnya harus tetap, meski hanya sedikit. Prinsipnya adalah istiqomah alias konsisten. Jangan sekali-kali diambil untuk keperluan lain, kecuali jika sangat terpaksa. Jika ada rezeki lebih, kami menabung lebih banyak dari biasanya. Alhamdulillah, ketika tahun ini pengeluaran sedang banyak-banyaknya, kami tidak dibuat kelimpungan nyari dana kesana dan kesini. Semua sudah tercover dari dana pendidikan, paling hanya nambah sedikit untuk printilan ini dan itu.
Tentu kondisi tiap rumahtangga berbeda-beda, ada yang bisa menyisihkan tetap tiap bulan sekian dan sekian. Ada yang tak perlu menyisihkan, karena memang duitnya nggak berseri, heheheh. Tapi ada juga yang buat makan ada aja udah alhamdulillah. Boro-boro buat nyisihin dana pendidikan tiap bulan 😦
Tapi.. Semua kembali pada rasa tawakal dan percaya apa yang ada di tangan Allah jauh lebih baik. Boleh jadi kita sudah merencanakan segala sesuatunya dengan rapi, tapi Allah berkehendak lain. Ikhtiar, do’a, tawakal.
Ya, pandangan kita itu sempit, pengetahuan kita serba terbatas. Perhitungan dan matematika kita tak secanggih perhitungan Allah. Apa yang tidak mungkin menurut kita, bisa sangat mungkin di mata Allah. Stop mencemaskan masa depan secara berlebihan, perbesar rasa tawakal dan terus berikhtiar. Hidup pun akan jauh lebih tenang, insya Allah..
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri, Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-’Ankabuut: 60)
Apapun keadaannya, seorang mukmin baiknya tetap bersyukur. Sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan, setelah melewati berbagai pertimbangan. Ora usah ngoyo, ora usah mekso. Demi gengsi, demi ini itu, demi nurutin omongan orang, akhirnya maksain diri untuk masuk sekolah yang jauh dari kata terjangkau. Baik dari segi jarak dan kemampuan finansial. Memangnya, kalo kita susah bayar SPP, orang lain yang pendapatnya kita pentingin itu mau bantu? 😉
Tapi…. Meski menyekolahkan anak di sekolah umum seperti anak-anak lainnya, buat saya teteuupp metode sekolah rumah alias homeschooling is the best. Salut sama ummahat yang bisa HS anaknya dan konsisten dari tahun ke tahun. Menyeimbangkan peran sebagai istri, ibu, pendidik, koki, sampai jadi bibik alias housekeeper. Masya Allah, kewl banget kan? 🙂
Si anak pun tetap pede dalam bergaul tanpa rasa minder dengan kawan-kawannya. Makin cerdas meski tidak duduk di bangku kelas sekolah umum setiap hari seperti anak-anak seusianya. Thumbs up! Saya aja belum tentu bisa. #envyyyy
Prioritas tiap orang tua ketika memilihkan sekolah untuk buah hatinya tentu berbeda-beda. Tapi, fasilitas dan sarana yang lengkap bukan yang utama bagi saya. Itu penting, tapi bukan itu yang utama. Yang utama adalah guru dan para pendidik yang tulus dan berdedikasi, memiliki keinginan dan cita-cita ingin maju bersama mencerdaskan anak bangsa.
Pendidik-pendidik yang tulus, tanpa berorientasi pada uang dan materi sebagai syarat utama keberhasilan suatu sistem pendidikan. People who will bring out the best in their students, memaksimalkan bakat dan minat murid-muridnya dengan segala keterbatasan mereka. Thumbs up. Dan saya yakin, guru-guru seperti mereka ini masih ada, walau mungkin sangat jarang ditemukan.
Sering saya mendengar kisah nyata, cerita tentang sekolah dengan gedung dan fasilitas yang sederhana dan apa adanya. Biaya pun boleh dikata sangat terjangkau. Tapi karena gurunya yang masya Allah keren abis, bisa menghasilkan anak didik yang berprestasi, baik dalam ilmu dunia maupun ilmu akhirat, biidznillah.
Jadi inget saya dulu nangis nonton film Laskar Pelangi. Betapa gigih usaha pak Harfan dan bu Muslimah untuk mempertahankan agar sekolah mungil itu tetap berdiri. Pribadi-pribadi yang begitu tulus dan berdedikasi, anak-anak yang penuh semangat untuk meraih ilmu walau harus menempuh jarak berkilometer-kilometer jauhnya dengan sepeda. Guru dan murid adalah satu tim yang kompak dan utuh.
Pesan yang saya tangkap dari film itu adalah, ketika menilai sebuah institusi pendidikan, jangan hanya melihat dari bentuk gedung sekolahnya, tapi lihat dan tengok kembali kualitas dan semangat manusia-manusia yang ada di dalamnya dan prestasi yang dihasilkan oleh mereka.
Anyway.. happy Monday, happy holiday! ^^
~ Jakarta di suatu pagi.. just another personal opinion of mine.
[ image source: Getty Images ]
emang… kayanya biaya sekolah anak2 sekarang mencengangkan…
LikeLike
Betulll banget mbak 😦
LikeLike
tulisanya sesuai dengan hatiku yang gundah gulana mikirin biaya pendidikan mba hehhehe…. izin share yah 🙂
LikeLike
Wah.. Ternyata saya ada temen juga nih, hehehe. Silakan mba, semoga bermnanfaat 🙂
LikeLike
iyah hihiihi soalnya memang kalo liat daftar biaya sekolah anak jaman sekarang beda banget sama jaman kita dlu.bahkan dlu aq inget aq bayar SPP nya klo mau ulangan karena biar sekalian karena masi murah banget huhuhuhu. jaman sudah berubah dan kita harus siap2 tapi tetep berserah sama Allah yang Maha Kaya yah 🙂
LikeLike
Betull banget.. Semangatt ya! 🙂
LikeLike
Reblogged this on 0nc3inabluemoon and commented:
disaat hati sedang gundah gulana masalah dana pendidikan anak :p
LikeLike
Jazakillah mbak tulisannya. boleh tau contoh TK sunnah ga ya mbak kl di jkt dmn? sy kok br denger. mksh ya mbak infonya.
LikeLike
Waiyyaki mbak 🙂
Ada lumayan banyak TK sunnah di daerah Jakarta, mbak. Silakan japri saya di aisyafra@gmail.com ya untuk detail nama2nya. Kurang enak kalo disebutkan disini 😀
LikeLike
baiklah mbak.. sy japri ya 🙂
LikeLike
Silakan mbak 🙂
LikeLike