Bila waktu itu telah tiba…
Saat dimana kita dihalalkan dan Allah-lah sebagai saksinya,
Aku ingin kita melaluinya dengan cara yang sederhana..
Tak perlu berlangsung di gedung yang mewah..
Juga tanpa iringan musik yang riuh ramai..
Atau pakaian yang mengkilap dan teramat mahal..
Harapanku..
Agar kelak kita tak silau oleh gemerlap dunia..
Aku ingin melaluinya
Dengan cara sederhana..
Tanpa kartu undangan pernikahan yang berlapis kertas mahal..
Cukup yang sederhana dan terselip doa bagi kita
Untuk teman dan kerabat yang membacanya..
Di masjid yang teduh dekat rumah..
Diantara gedung-gedung yang menjulang megah..
Harapanku..
Agar kelak keturunan kita mencintai masjid dan terpaut hati padanya..
Tak perlu disibukkan…
Dengan upacara-upacara yang menurut agama tak selayaknya ada..
Karena aku berharap..
Agamalah yang memandu perjalanan kita selanjutnya.
Walimatul ‘urs kita hanya dilangsungkan di rumah saja..
Dengan menu yang ala kadarnya dan tak seberapa istimewa..
Yang penting kita masih tetap bisa mendengar adzan dan shalat pada waktunya..
Harapanku..
Agar kelak kita masih bisa mendengar adzan dalam setiap kesibukan rumah tangga..
Tak perlu kau beri mahar yang mahal dan mewah..
Karena aku bukanlah benda..
Yang dapat dinilai pula dengan kebendaan..
Cukuplah ayat-ayatNya dan kitab-kitab hadits..
Sebagai maharku.
Karena aku ingin menjadi wanita yang membawa berkah..
Tanpa syarat syarat yang berlimpah..
Ya..
Bila waktu itu telah tiba..
Aku ingin melaluinya dengan sederhana….. 🙂
~ A Facebook note by my friend Hana Fauziyah, dengan sedikit perubahan ~
05 February 2010 at 16:11
[ image source: Tumblr ]
pada saatnya nanti.. Aku mau copas kata2 ini yah mameut…. (: u r so inspiring me.. (hhe,btul engga itu nginggrisnyaa)
LikeLike
tafadhaly, jazakillah khayran dah mampir sini nanana.. betul kok, tenang aja naaa :p
LikeLike
Reblogged this on "Percikan cerita tentang kefanaan dunia"..
LikeLike