Dear muslimah…
Sudah berhijab dan menutup aurat, belum tentu kita lepas dari jerat syaithan yang lain.
Sudah berjilbab menutup kepala.. Tapi masih pakai blus pendek plus jeans ketat dan jilbab irit bahan.
Sudah berhijab panjang, longgar.. Tapi dibuat sedemikian menarik hingga terjatuh dalam tabarruj.
Sudah rapat bercadar, dibisiki syaithan hingga muncul keinginan untuk tampil dan menonjolkan diri dengan hobi selfie dengan cadarnya. Yang kadang justru malah menimbulkan fitnah bagi sebagian laki-laki, terutama mereka yang sudah ngaji.
Sudah menjadi fitrahnya, apapun yang dikenakan atau dilakukan wanita, di dunia nyata ataupun maya, memang rentan mengundang fitnah. Trus gimana dong sebaiknya, berhijab dan tidak kok masih menimbulkan fitnah? Serba salah dong kitah?
“Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, syaithan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya dalam pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah).” (Dishahihkan Al-Imam Al- Albani dalam Shahih At-Tirmidzi, Al- Misykat no. 3109, dan Al-Irwa’ no. 273. Dishahihkan pula oleh Al-Imam Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi’i t dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)
Baiknya, seorang wanita memang banyak tinggal di rumah saja, keluar rumah hanya karena ada udzur syar’i. Diamnya seorang wanita di rumahnya, akan meminimalisir fitnah yang ditimbulkan ketika ia melangkahkan kaki keluar. The best hijab for women is their homes ❤
Lalu.. Apa kalau udah di rumah aja, udah pasti aman dari fitnah? No, belum tentu. Dengan kecanggihan teknologi masa kini, seorang wanita bisa menggoda dan digoda lawan jenisnya hanya dengan jari jemarinya.
Oleh karenanya, minimalisir kontak dan interaksi dengan lawan jenis ajnabi di dunia maya. Batasi pertemanan hanya dengan sesama wanita saja. Kalau nggak perlu banget, nggak usah nimbrung di obrolan mereka. Karena hijab antara pria dan wanita tidak hanya berlaku di dunia nyata ya, dear.. Ikhtilat bisa terjadi di mana saja. Sometimes it get even worse on internet.
“There are many sins being committed in the dark alleyways of the Internet. Just because it’s online does not make chatting with the opposite gender permissable. If you have to write to a sister, CC it to her mahram, if you feel uncomfortable doing so, then maybe you shouldn’t write those things.” (Abdul Bary Yahya)
Dear muslimah..
Talbis iblis alias perangkap atau jerat tipu daya iblis itu amatlah halusss. Apalagi di zaman fitnah seperti sekarang ini. Memang harus banyak-banyak muhasabah niat, giat nyari ilmu dan berkumpul dengan orang-orang shalih supaya tidak jauh melenceng jauh dari rel syari’at.
Karena sesungguhnya wanita shalihah itu.. Mereka tidak memandang dan tidak dipandang. Mereka tersembunyi dalam balutan rapat hijabnya.
~ Jakarta di suatu pagi, terinspirasi status Facebook seorang kawan hari ini.
© aisyafra.wordpress.com
[ image source: Pinterest ]
Apalagi kalau liat di IG… di dunia nyata berusaha ditutup serapat mungkin… tapi di dunia maya mendadak jadi model…. 😣😞 dan dikasi label syar’i😭😭
LikeLike
sadly, yes 😦
hadanallaah wa iyyahum..
LikeLike
Jazakillah khoir, Kak. Bisa dijadikan reminder postingannya 🙂
LikeLike
Fajazakillah khair.. Sebetulnya ini reminder untuk diri saya sendiri ukht 🙂
LikeLike
Reblogged this on THE WORDS THAT MUST BE DELIVERED.
LikeLike
Karena sesungguhnya wanita shalihah itu.. Mereka tidak memandang dan tidak dipandang.
Bismillah 🙂 GANBATTE !!
LikeLike
Jaahidy! 😉
LikeLike